Thursday, June 12, 2008

> para bapak bijak dimanakah engkau berada kini...?

Sesaat setelah Jaksa Agung Hendarman Soepandji menyatakan akan segera mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri tentang pembubaran Ahmadiah, 9 Juni lalu Munarman sebagai Komandannya Laskar Pembela Islam, Laskarnya FPI akhirnya "menongolkan" diri pada Pihak Kepolisian.
Pemerintah yang diwakili Jaksa Agung benar-benar mempertimbangkan persyaratan serius dari seorang Munarman untuk menyerahkan dirinya.Hebat.... Dari sini kita juga dapat melihat bahwa Polisi sebagai aparat keamanan sudah menunjukkan ketidak mampuannya menyergap bekas aktivis Ham yang tidak patuh terhadap Hukum tersebut, seperti ketidakmampuannya juga mengatasi keadaan sewaktu terjadi aksi kekerasan di Monas 1 Juni lalu, denagan dalih apapun termasuk alasan tidak adanya izin dari pihak AKKBB. Padahal banyak penikmat surat kabar tahu bahwa sebelumnya di beberapa surat kabar telah nyata-nyata ada ajakan aksi damai di Monas yang akan di lakoni oleh pihak AKKBB tersebut.
Dimana juga peran Intelijen kita yaa...

Sore hari pasca terjadinya insiden di Monas, Habib Rizieq Shihab, sang ketua Umum FPI muncul di berbagai layar Televisidengan berbagai "cerocos"annya. Cerocosan yang bukan mencerminkan ucapan seorang pemimpin berperilaku "wisdom" dan menciptakan suasana kondusif., bahkan malah sangat meluki perasaan sebagian besar hati anak negeri :
"GusDur itu tahu apa? Dia kan buta, buta matanya, buta hatinya"
"Jangankan satu GusDur, seribu GusDur pun akan saya hadapi"

Kia juga telah faham betul bahwa GusDur memang seorang Kiai yang "nyleneh", tetapi kita juga tidak boleh menutup mata bahwa dengan gaya omongannya itu toh seorang GusDur masih mempunyai pengaruh yang sangat uar biasa terutama pada kalangan Nahdiyin , sebagai bukti adalah ke_tidak terima_annya kalangan tersebut sebagai buntut penghinaan beliau, banyak pengikut yang siap mati membantai organisasi atau segelintir orang yang telah menentangnya. Walaupun memang tindakan tersebut juga tidak akan di benarkan pada wilayah Hukum kita...

Dari tokoh lain saya juga mau ungkapkan , Seorang Abu Bakar Ba'asyir tokoh Ulama dari PonPes Ngruki Solo memang sangat kritis, apalagi saat terjadi ketidak adilan yang dilakoni dunia barat utamanya Amerika terhadap dunia Arab (Timur Tengah). Yang pada akhirnya Laknatullah menyertai mereka dengan terkenanya imbas dari harga minyak dunia saat ini. Saya pribadi sangat Apreciate dengan ke_vokal_an beliau....
Baru-baru ini saat Munarman berada dalam pemeriksaan berstatus tersangka, beliau pun menjenguknya dengan alasan bahwai sesama orang Muslim adalah bersaudara, maka kalau ada Saudara semuslim berada di pesakitan kita juga wajib merasakan sakit itu.
Bukan saya tidak setuju dengan pendapat tersebut, tetapi apakah sama tindakan beliau sewaktu sesama saudara kita juga teraniaya di Monas..? yang 1 Juni lalu nyata-nyata telah menjadi korban kebrutalan sesama saudara Muslim. yang menamakan dirinya Laskar Islam...?
Ironis memang...

Dari sini wajar kalu kita sesama anak bangsa bingung mencari keberadaan Bapak yang Bijak yang bisa mengayomi berragam sikap dan sifat serta kemauan dari banyak anak-anaknya, tentu saja bukan sebagai anak tunggalnya.

  1. Kita ingin tahu tempat tinggal Bapak bijak yang bisa mengakui kesalahan dari tindak tanduknya. Dan berharap secara fair permohonan maaf kepada seluruh anak-anaknya.
  2. Kita juga ingin orang yang melakukan tindakan kekerasan ditangkap dan dihukum oleh Bapak Bijak , termasuk para pemimpin gerombolan pembuat kekerasan itu, apalagi seseorang yang tidak gagap terhadap hukum di negeri ini.
  3. Sudah menjadi kewajiban Bapak bijak pula untuk memberikan pengertian tindakan yang bukan mengutamakan ajaran kekerasan, karena ank bangsa sekarang sudah semakin pintar, bisa meneima jaran tanpa harus ditabok dulu seperti "kebo". Bukan harus dengan adanya pembubaran kelompoknya, toh walaupun dibubarkan tetep aja masih bisa membuat kelompok atau team baru...
  4. Bapak bijak melalui aparat keamanannya wajib menyelidiki kemungkinan adanya aktor intelektual dan Backing Up dibalik kekerasan tersebut.
  5. Polisi sebagai Punggawanya Bapak yang mempuyai berribu Posko dan dididik secara Profesional menayomi semua anak-anak Bapak dengan biaya dari anak-anak pula melalui kantong Pajaknya, wajib memohon maaf terutama karena kelalaiannya melindungi anak-anak Bapak dengan tanpa hrus mengeluarkan alibi, demi menjaga kredibilitas Polisi itu sendiri.
  6. Saya masih berharap banyak akan terlihatnya senyum merekah dari Ibu Pertiwi menikmati anak-ankanya, anak bangsanyabisa maju bersama dalam membangun keluarga negeri ini, tentu dengan tidak meninggalkan keputusan adil , bijak dan tegas dari Bapak Negeri tanpa tebang pilih dari semua tingkah polah anak-anak negerinya.
  7. karena demokrasi memanglah sebuah kebebasan berbuat dan berpikir. Tetapi demokrasi yang tanpa aturan dan kesepakatan bersama akan menimbulkan pertengkaran. Maka aturan akan benar dijalankan apabila ada Penegak BIjak, Sigap dan Cepat dalam pengambilan keputusan.
Bapak Bijak yang tegas tetap masih kita butuhkan, Dimanakah rumah beliau sekarang..?

Anak bontotmu...

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri