Setiap kali hari baru datang, kita kan selalu ingat tuk membangunkan badan, tetapi sedikit ingat tuk membangunkan jiwa. Setiap bulan baru berkunjung kita selalu disibukkan memegang kantong, akan sedikit kita ingat memegang Nurani. Dan setiap tahun baru datang banyak yang bertanya , “Berapa Umur Saya Sekarang ya..?” sedikit yang bertanya, “Seberapa bijaksana saya sekarang….?” Beberapa tahun baru telah kita lewati bersama. Terlepas dari apa keyakinan kita, toh kita tetep mengalami apa yang Namanya Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Hijriah (berbarengan dengan tahun baru Saka/Jawa), atau saat sekarang ini adalah Tahun Baru Imlex (China). Entah kita sama-sama bisa berkesan atau tidak dengan kalimat penghujung tahun ini. Namun ada bagian dalam diri ini yang di ingatkan ditengah perayaan awal dan akhir tahun. Membangunkan badan sekaaligus jiwa, memegang kantong sekaligus nurani, bertanya jumlah umur sekaligus kebijaksanaan. Ach… Hidup memang tak pernah berhenti tuk selalu ingatkan kita, laksana sekolah yang selalu mengingatkan lewat ujian atau ulangan, serupa orang tua kita yang selalu bawel (menurut pendapat kita mungkin). Demikian pula dengan hidup, disana ada banyak pelajaran yang perlu kita petik dan kita jadikan guru kehidupan itu sendiri. Hidup ini adalah berkembang dan bertumbuh. Dan hewan atau tumbuhan adalah pilihan guru yang akan mengajari kita asalkan kita mau mempelajarinya. Pertumbuhan ala hewan hampir seluruhnya bertumbuh keluar. Badannya meninggi sekaligus membesar, kebutuhan makan dan minumnya juga meningkat, umurpun menua sejalan dengan berputarnya waktu. Sehingga praktis hewan selalu “Bermusuhan dengan Waktu”. Bertambah umur, semakin renta dan semakin dekat dengan kematian. Bila saja ada hewan yang mampu melakukan perenungan mungkin sudah barang tentu akan membenci waktu, karena waktulah yang mendekatkan hewan pada ajal. Lain hewan, masih ada pelajaran hidup ini dari tumbuhan. Sama halnya dengan hewan, Tumbuhan pun sebenarnya juga tumbuh keluar. Ditandai dengan pucuk nya yang semakin menjulang tinggi, rantingnya yang bertambah lebat, daunnya yang rimbun, akhirnya bunga dan buahnya pun muncul. Berbeda dengan hewan, Bersamaan dengan tumbuh keluar itu pepohonan (tumbuhan) juga berkembang kedalam. Tandanya adalah semakin rimbun daunnya, semakin lebat dahannya dan semakin besar batangnya, Maka akan semakin kuat pepohonan itu tuk selalu mencengkram kedalam perut bumi. Dan sebagai hasilnya pun pepohonan tak bermusuhan dengan waktu. Sebaliknya semakin jauh ia dibawa sang waktu, maka malah akan semakin bertambah kuat dan perkasa dalam mengahadapi segala tiupan angin kehidupan ini. Itulah dua pelajaran hidup dari banyak pelajaran yang telah diberikan oleh Alam - Tuhan kepada kita. Pilihan kita lah yang akan menentukan keberadaan kita juga. Terlepas dari sudut pandang tentang Pamahaman Tuhan – Ilmu Tauhid yang telah mencapai tataran Makrifat dan atau Hakikat, Dari sudut lain dapat saya sampaikan bahwa Hal ini berkaitan erat sekali dengan kata-kata yang sempet saya baca beberapa waktu lalu “You have no problem but you think you have” (Wayne W Dyer) – ‘Anda tak bermasalah, namun anda pikir anda punya’. Bisa dikatakan hal tersebut sebagai “Hanya pikiran kitalah yang sebenarnya menciptakan masalah” Padhal bukannya dalam Al Kitab telah disebutkan bahwa “Allah itu mengikuti Prasangka UmatNYA” Dan hal ini bisa juga di sambungkan dengan Management waktunya Eckart Tolle lewat The Power of Now – nya. Sehubungan dengan pergantian waktu, entah ini tahun baru Hijriah, Masehi, Saka, ataupun Imlek, marilah kita selalu ikhlas dalam memandang hari ini. Masa lalu sudah mati, sebab kita tak dapat kembali lagi ke masa itu. Masa depan tidak nyata karena belum datang. “Sementara satu-satunya hidup yang nyata dan real adalah hari ini". Nyata karena semuanya serba terang benderang, real karena ia hidup. Bukankah hari ini in English adalah “PRESENT”, yang mempunyai makna pula sebagai ‘HADIAH’. Dan sifat hadiah lah yang selayaknya juga selalu kita syukuri. Karena dengan demikian semuanya akan menjadi BERKAH. Akhirnya dengan Kebersyukuran kita juga, semoga nantinya khan mampu antarkan pada Jiwa Ikhlas kita. Berharap banyak pintu terbuka disana… Amien…
Dengan Ikhlas pula ku ucap pada saudara-saudaraku yang merayakan Imlek "GONG XI FAT CHOI"
Sunday, January 25, 2009
Syukur Ikhlas dalam Kebersamaan (wise)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment