Kutaati semua hasratku, tapi memperbudakku
Kalau saja aku puas dengan apa yang ada
Tak mustahil aku bakal menjadi orang yang Merdeka
Meski yang mementaskan pertunjukan tersebut masih terbilang masih muda, yaitu dari adik-adik kita SMAN 28, namun setelah kurang lebih 3 tahunan saya sama sekali tak mengikuti perkembangan teater, Harus kuakui kemampuan dari adik-adik kita ini. Pertunjukan ”TELEMOSI” lahir karena adanya sebuah kegelisahan tentang dampak buruk media khususnya televisi bagi remaja. Banyak perilaku remaja yang dipengaruhi oleh televisi. Begitu banyak kejadian- kejadian yang kerap kali kita temui di sekitar kita. Kenakalan remaja, Seks bebas, Narkoba , Tawuran, Aborsi, konsumtif dan masih begitu banyak persoalan yang ditimbulkan karena dampak buruk media.
Seperti telah dijelaskan dalam sinopsisnya bahwa “TELEMOSI” merupakan sebuah naskah yang menceritakan tokoh bernama Kinara. Seorang remaja yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bahkan sekolah yang ia anggap sebagai rumah keduanya tak mampu memberikan apa yang ia harapkan. Sekolah hanya mencetak robot – robot yang dipersiapkan untuk sebuah industri saja. Dalam keputus - asaannya ia bertemu dengan tokoh ”Telemosi” Tokoh yang menurut kinara dapat menjadi teman dan mengerti apa yang ia rasakan. Tokoh yang begitu mempesona dan menggoda. Begitu kuat pengaruh Telemosi kepada kinara hingga kinara tak sadar bahwa ia telah terbuai oleh sesuatu yang fana. Dan akhirnya membawa dampak yang SANGAT BURUK bagi kinara.
….Akan ke manakah kulangkahkan kaki ini. Aku semakin terhimpit oleh kerasnya zaman. Aku terjebak…Tubuhku terasa terkoyak. Begitu sulit aku bergerak. Tanpa asa tanpa jiwa. Aku tak tahu apa-apa. Aku tak tahu aku siapa. Bahkan aku tak tahu aku ini apa….Ribuan dari kami, berjuta, tersebar begitu saja bagai gelembung – gelembung diudara tanpa tahu kemana arah yang kami tuju. Kami dimana, itu tanya sepanjang usia… Airmata kami… Masihkah bermakna...
*** Tanpa mengesampingkan faktor external, seperti peran kedua orang tua, ataupun pengaruh lingkungan. Namun mari Coba kita lihat dari sudut pandang pribadi kita masing-masing saja sebagai pelakon hidup di kehidupan ini. Teramat banyak remaja jaman sekarang ini, bukan saja hanya terbatas pada lingkungan kota dengan pergaulan kotanya, akan tetapi hal ini sudah sangat sering sekali kita dapat jumpai di pelosok dusun terpencil sekalipun. MBA (Married Because Accident) adalah salah satu buktinya, belum lagi bukti terselubung dengan adanya praktek bidan atau bahkan dukun Aborsi.
Semua berawal dari keinginan untuk mencari jati diri, alih-alih emansipasi dan atau kebebasan yang pada akhirnya dengan tanpa kontrol berakibat pada "Kebablasan". karena telah berprinsip pada kebebasan memilih hidup yang hanya sesuai dengan apa yang diinginkan saja. Tak peduli lagi pada norma dan aturan tertentu. Ukurannya apakah akan merasa nyaman dengan pilihannya atau tidak. Kebebasan semu.
Bukankah sebenarnya kebebasan sejati itu adalah penyikapan diri terhadap perilaku hawa nafsu kita sendiri. terbebas dari keterkungkungan diri dalam jeratan hawa nafsu yang tak pernah berakhir dengan kepuasan. Emansipasi tetep harus diperjuangkan sebagai penyetaraaan. Namun hendaknya juga tetap berlindung pada perisai yang menjaga kehormatan dan martabat manusia (utamanya perempuan) sebagai makhluk beradab dan terhormat.
Jadi bukan atas dasar kebebasan akhirnya bisa melakukan segala tindakanapa saja. Norma dan aturan tetep jadi perisainya, baik itu norma agama, sosial, ataupun adat istiadat. Yang kesemuanya itu tentu saja telah menjadi kesepakatan semenjak manusia ini mulai ada dan hidup bersama karena hukum kasih sayangNYA dengan tanpa saling merugikan.
Semoga kita semua dapat mensikapi ini semua, terlepas dari perdebatan setuju atau tidaknya tentang memperingati hari Kartini, 21 April ini karena telah ada Hari Ibu, 22 Desember. Namun yang tetap menjadi pedoman kita adalah, bahwa wanita adalah makhluk terbuat dari tulang rusuk pria yang sudah sewajarnya kita bimbing dan sayangi. Dengan tidak saja memberikan kebebasan kepadanya, namun mungkin akan lebih berkesan apabila kita juga mau peduli dan mengingatkan sesuai ajaran Illahi. Bersama Kartini semoga makin tersadarkan makna Emansipasi, Selamat Hari Kartini.
Siapa saja yang melakukan apa saja dengan energi-energi Illahi, Ia telah memasuki wilayah-wilayah tidak terhingga (Valerie Hunt - Infinite Mind)
ooOoo
ooOoo
0 comments:
Post a Comment