Friday, May 29, 2009

Satu dua tiga, CSS Sepatu pada Multiply ku

Satu dua tiga........
Kumulai berhitung pada setahun umur blogku ini.
Satu dua tiga pada satu tahun ini telah kudapati total jumlah daftar kontakku.
Satu dua tiga selama setahun pula meski masih terbilang muda ku telah mendapat banyak manfaat disini.
Dan satu dua tiga kuayunkan kakiku selalu bersepatu dibagian pertama kuharus perlihatkan pada semua yang melihatku.
Khan kuperlihatkan sepatuku ini tuk kalian semua temen-temen tercintaku.Sedari awal konsep yang jelas memang tak terlalu jadi perhatian saya dalam menuliskan segala hal yang ingin kutinggalkan pada jejak MULTIPLY ku ini. Hanya ingin terus selalu belajar menjadi orang yang berguna, setidaknya buat diriku sendiri. Ingin rasanya setiap saat ku belajar menjadi lebih baik dari dunia yang pernah dan sempet kujalani. Selalu ingin, ingin selalu dan ingin selalu ingin........


“He is no fool who gives what he can’t keep to gain what he can’t lose.”

Bukanlah suatu kebodohan untuk menyerahkan apa yang tidak bisa dipertahankandemi mendapatkan apa yang tidak bisa hilang.

Kudulu jorok (dan mungkin sekarang masih banyak sisa-sisa kejorokanku ya, hihihihi), lebih tepatnya mungkin bisa dibilang kemproh. Saking joroknya sampe jarang dulu kumau cuci kaos kaki dan juga sepatunya. Dari sini kubisa pikir diakhirnya. Kenapa saat itu kuterlalu menyia-nyiakan sepatu yang memang sudah hina ya....?

Sepatu, yach sepatu......
Selama setahun sudah berulangkali kuganti gambar CSS ku, namun selalu berujud sepatu. Sebab itu akhirnya ada banyak temen yang selalu bertanya tentang CSS Sepatu yang selalu saya pasang pada Theme ku itu,

Ada cerita tentang sepatu.......
Suatu hari seorang Bapak tua hendak menumpang bus, Pada saat ia menginjakkan kaki kirinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dari kakinya dan jatuh ke jalan.
Lalu pintu segera menutup secara otomatis dan bis mulai bergerak, sehingga ia tidak sempat memungut sepatu yang terjatuh tadi. Selanjutnya dengan tenang Bapak tadi melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela. Ada seorang pemuda yang duduk di dalam bis itu, dan melihat kejadian itu merasa heran. Ia lalu memberanikan diri tuk bertanya kepada si bapak, “Saya tadi melihat apa yang Bapak lakukan, Pak. Mengapa Bapak melemparkan sepatu yang sebelahnya juga..?”.

Si Bapak menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.” Anak muda itu terperanjat.

Si Bapak melanjutkan, “Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya. Satu sepatu hilang dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagiku. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkannya.”

Dari cerita diatas saya merasa terhibur tuk menggunakan sepatu sebagai background MP saya. Dari kacamata pandang saya, Semoga saya mampu berusaha untuk tidak berkeras mempertahankan sesuatu yang tidak membuat saya atau lingkungan sekitar saya menjadi lebih baik.

Lain dari itu, sepatu yang tak pernah saya rawat pasti akanlah bau banget aromanya. Saya harus sadar bahwa keberadaan saya ini tak ubahnya seperti juga sepatu itu. Saya hanyalah manusia yang berperan sebagai rakyat kecil yang tentu saja letaknya ada dibawah. Saya akan beraroma bau pula apabila keberadaan saya juga tak dirawat, dengan ibadah misalnya. Tak menutup kemungkinan akan lebih bau dibanding bangkai sekalipun. Karena posisi dibawah itu, Sudah semestinya saya harus "nrima ing pandum" menghadapi keadaan itu.
Tapi bukan berarti "nrima" yang sudah tak mau lagi berusaha karena terima apa adanya sekarang ini.
Definisi "nrima ing pandum" menurut saya sebagai sepatu adalah bahwa memang sudah sewajarnya bila letaknya dibawah itu ya memang berfungsi untuk melindungi kaki sang Tuan dari panas terik matahari atau dari kecelakaan sewaktu menjalankan aktivitas suatu pekerjaan yang memang membutuhkan sepatu. Sudah sepantasnya juga apabila kita harus diinjak karena dengan begitu maka kita akan dapat melindungi sang kaki dari beradunya kulit pada kerikil-kerikil tajam serta debu jalanan.

Yang musti dipahami, janganlah terlalu berkecilhati dengan keadaan dan keberadaan sepatu itu. Kita tahu ada banyak sepatu rongsokan yang mungkin paling cepet laku jualnya juga cuma kalau dituker dengan ikan asin pada abang-abang tukang keliling.

Karena banyaknya sepatu rombeng yang model seperti itu, akan jarang sekali buat kita untuk selalu mengingat kepada sepatu yang menawarkan banyak penghargaan yang mengantarkan pada sebuah prestasi kerja kita. Ada banyak Olahragawan mampu meraih prestasi karena ditunjang oleh kualitas sang sepatu. Dan karena nanti malam adalah Grand Final pertandingan bergengsi Piala Eropa Champion Leage, maka saya teringat pula akan keberadaan SEPATU EMAS sebagai penghargaan paling tinggi untuk satu pemain terproduktif dalam menyarangkan bola kegawang lawan, sekali lagi tentu dengan tendangan sepatunya.

Achhhhhh.........
Maaf kalau saya terlalu berangan-angan yang muluk akan sepatu ini, saat ini yang saya pingin agar sepatu berlabelkan "ohtrie" ini bisa membawa manfaat buat temen-temen tercintaku juga terutama buat saya sendiri. Manfaat yang terwujud lewat satu pencegahan terhadap beradunya kerikil-kerikil tajam peghalang. Berharap dan selalu terus berharap. [uth]
~~maztrie~~
Creative Commons License

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri