Saturday, November 5, 2011

Paguyuban Blogger Nusantara

Aku terkejut saat menyambangi dua ruangan yang disebut sekolah di ujung kampungku. Kenapa ruangan sebelah masih dikunci? “Pak guru, ibu ijin ke Tanah Besar untuk menelpon orang tuanya di Ambon”, kata Ruslan Patur, punggawa kelas 6.
Ibu Suhemi, satu-satunya guru tetap yang ada di SDN Tarak, adalah orang Ambon. Rekan kerjaku itu mungkin khawatir dengan keluarganya terkait dengan kerusuhan Ambon yang baru terjadi. Jadi beliau rela menyeberang 1 jam lebih ke Kampung Malakuli atau “Tanah Besar”, karena di sana tersedia layanan telepon satelit satu-satunya yang tersedia di Distrik Karas. [Arif Lukman Hakim]

Diatas itu adalah quotation yang saya ambil dari tulisannya  Arif Lukman Hakim yang menceritakan tentang pengalamannya mengajar sebagai awak Guru Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Fakfak, Papua.
Sebagaimana pada dua journal sebelumnya, disini saya juga masih berkeinginan melanjutkan reportase sekaligus review kegiatan Kopdar 1000 Blogger Nusantara. Lalu kenapa justru malah saya memulai tulisan ini dengan cerita tentang sebuah journal yang ditulis  oleh Arif Lukman Hakim..?

Begini alasannya, Arif Lukman Hakim yang alumni UGM itu sedari dulu memang selalu aktif dalam berkegiatan, sebut saja sebagai aktifis SiagaBencana dia rela membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah erupsi Gunung Merapi walaupun bersamaan dengan  saat itu dia juga harus berkonsentrasi pada tugas akhirnya di kampus.  Sehubungan dengan hal tersebut, ingatan saya juga langsung terpatri pada sosok yang juga  baru saja saya temui.

Tepatnya pada hari Sabtu pagi, 29 Oktober lalu saya merasa surprised bisa bertemu dengan orang yang selama ini selalu saya ikuti tulisan Time-Line di twitternya, yaitu mengenai berita keadaan di Maluku saat terjadi kerusuhan beberapa hari lalu. Dialah almascatie . Dan begitu melihat wajahnya, pertamakali yang terngiang adalah juga wajah Arif di Papua sana.

Saya sempat menjadi silent-reader ID twitt @almascatie lantaran tulisan di twitter khususnya saat terjadi kerusuhan di Maluku lalu benar-benar menceritakan keadaan sesungguhnya dilapangan tanpa ada penambahan pun pengurangan. Dan karenanya juga keadaan disana bisa membaik lantaran banyak warga tak menjadi terprovokasi.

Pagi itu, berawal dari panggilan "SMS" Pakdhe Blontankpoer yang juga menanyakan keberadaan saya dan Lik Bimosaurus, maka segera saya meluncur ditempat mereka berkumpul. Sambil ngopi, tepat dibawah pohon beringin depan Camp Penginapan. Sudah ada kawan-kawan Bengawan-Solo, ditemani Amlascatie dan rekan-rekan Maluku, serta masih ada beberapa teman komunitas yang lain lagi. Ditempat inilah pagi setelah mandi kami berbaur, ngobrol ngalor-ngidul hingga tak dirasa waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi, saatnya meluncur ke SunCity Hall guna melanjutkan  mengikuti Semiloka dihari kedua.



Melanjutkan cerita nonformal itu, sore hari setelah acara selesai, sepertinya masing-masing dari kita telah bergerombol menyusun acaranya masing-masing, ada yang pergi kemall, ada yang menuju kolam renang, ada yang ber-kuliner-ria, dan segalamacam kegiatan lainnya. Saya sendiri bersama Lik Bimosaurus merapatkan barisan dengan Pakdhe Blontankpoer serta teman dari kominfo.

Hingga malam hari, sekembalinya ke camp penginapan, sekitar pukul 8.00 akhirnya turut serta pada acara Mimbar bebas yang ternyata barusaja  dimulai. Dimalam kedua ini masih sama dengan malam pertama, hanya saja kalau malam pertama diisi dari banyak komunitas yang intinya adalah pengenalan diri, di malam kedua lebih pada acara diskusi serta membahas hal-hal kedepan sebagai masukan agenda Blognusantara. (Ehh, kok gue sotoy gini yakk, ben ah...)

Kesempatan pada malam kedua itu juga saya manfaatkan guna mempublikasikan buku yang disusun oleh rekan-blogger kita di Malaysia sana, Anazkia. Sebuah buku  berisi sekumpulan tulisan 10 blogger bertemakan "Relawan Merapi" ~Berbagi Jejak Kebersamaan Untuk Anak Negeri~

Banyak cerita kebersamaan, baik baru bertemu dengan kawan baru, pun sudah berteman lama didunia maya. Saat itu secara nyata kita bisa bercengkrama dan bergandengan bersama. Ditempat itu saya juga bisa bercengkrama dnegan teman-teman komunitas bertuah, ada Bang Fiko dan Bang Atta(yaya). Selain itu ada juga Kang Jodhie(palgunadi) dari Bali, Slamet (slamsr) dari Semarang, dan masih banyak lagi. Sebentar ngobrol juga dengan Mas Banyumurti sebagai aktifis TIK, dan sebenarnya selain dengan teman-teman KBJ masih banyak lagi interaksi yang saya alami, maaf kalau tak bisa menyebutkan sau persatu.

Ada satu yang membuat saya bingung (atau takjub yaa) adalah pada dinihari menjelang pagi sekitar pukul 2.30 ketika sedang asyik ngobrol dengan Bang Atta, Mas Jodhie dan Bang Fiko, masih ada saja satu orang yang baru saja dari Bukit tinggi.  Saat itu dia menghubungi Bang Fiko agar menjemputnya didepan Camp penginapan. Kami menyebutnya sebagai Blogger nekad, pasalnya dia datang sendirian dari Bukit Tinggi (Sumatera Barat) hingga berhari-hari baru tiba ditempat tujuan.



Pagi itu, sekitar pukul 3.00 saya akhirnya undur diri untuk merebahkan badan. Dan dihari terakhir, saya sudah pulang duluan, yaitu pagi hari pukul 7.00 sudah meninggalkan tempat acara kopdar 1000 blogger Nusantara. Sehingga untuk hari terakhir maaf sekali tak bisa menuliskannya.
Diakhir cerita dari kopdar blogger nusantara ini, melihat terpaut jauhnya jarak, berbedanya latarbelakang karena memang beraneka warna suku pun budaya, yang akhirnya bisa berbaur menyatu di tempat itu. Semoga kebersamaan, keakraban, serta kerukunan itu tetap terjalin, tentu masih terus berkumpul dalam naungan "Paguyuban Blogger Nusantara". [uth]
.
Untuk melihat gambar lainya bisa meluncur ke ikanmasteri.com
 

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri