Empat hari yang lalu Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, melawat ke Istana Negara dan menyampaikan pesan "ingin membuka lembaran baru"
Tidak jauh berbeda dengan pendahulunya dari Partai Buruh Australia PM Paul Keating, Perdana Menteri baru itu juga menyatakan pentingnya hubungan dan mengutarakan ide kedepannya pada 2020 nanti, untuk sebuah gagasan pembentukan forum mirip APEC, forum yang komunitasnya beranggotakan negara-negara Asia Pasifik sebagai antisipasi Globalisasi setelah terlihat adanya kebangkitan ekonomi India dan Cina serta untuk menghadapi tantangan Zaman kedepan.
Lebih rinci lagi, Perdana Menteri Negara tetangga tersebut menjanjikan sebuah bantuan pendidikan dan proyek-proyek yang berkaitan dengan solusi perubahan lingkungan. Dan tidak ketinggalan pula desakan dari negeri Kanguru itu untuk mempercepat realisasinya janji pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas antara negara-negara ASEAN - Australia.
Seperti kita memperlakukan negara-negara yang lain sudah sepantasnya kita juga menyambut itikad baik tersebut walaupun dengan kadar yang tidak sama dan serupa, karena kita juga tahu bahwa kita adalah makluk sosial, jadi pilihan konsep paling cocok pun sudah selayaknya adalah sebagai simbiosis mutualisme, saling menguntungkan.
Karena bila melihat kebelakang, kita akan teringat perbedaan kebijakan yang pernah dilakoni antara John Howard dan Paul Keating.
Memang dulu pernah terjalin erat hubungan itu, tercermin dari gagasan terbentuknya Kerjasama Ekonomi APEC antara Paul Keating dan Soeharto pada masa Orde Baru.Walaupun pada akhirnya gagasan itu diambil alih oleh pemerintahan US lewat Bill Clintnn_nya.
Tapi bila teringat akan lepasnya Timor Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi, sewaktu John Howard mengambil manfaat atas kejadian tersebut,Howard tidak pernah memahami ketulusan Bangsa ini.Ditambah lagi atas pemposisian negara tersebut sebagai sekutu negeri Paman Sam dengan pengiriman bantuan tentaranya guna membantu invasi ke negara-negara Timur Tengah, serta menjadi sheriff_nya di Asia, yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi penghadangan terhadap negara-negara yang berbahaya menurut persepsi mereka (Canbera).
Sekarang ini kita bisa melihat bahwa para punggawa pemerintahan yang pernah mendukung kepentinga G.Bush satu persatu lengser dari tampuk kekuasaanya. PM Jose Maria Aznar (Spanyol), PM JOhn Howard (Australia), PM Junichiro Koizumi (Jepang, PM Tony Blair (Inggris) bersama-sama meninggalkan Bush yang sedang bersusah payah berpidato dan beralibi tentang pembenaran atas segala tindakannya.
Kita semua tahu bahwa kebijakan tersebut telah tidak populer dan tidak di percaya oleh rakyat negerinya apalagi rakyat negeri lain. Bahkan ada banyak klaim , hanya demi gas dan minyak seorang Bush adalah orang yang paling tidak bermoral diabad ini karena rela mengorbankan nyawa ratusan ribu penduduk tak berdosa dan juga ribuan tentaranya.
Sehubungan dengan hal tersebut saya yakin kalau PM Kevin Rudd sudah bisa menerawang bahwa situasi dunia kedepan bakal terjadi perubahan besar setelah Bush tidak menjabat sebagai kepala Gedung Putih dan Canberra juga tahu kalau kelak kandidat yang akan duduk di Gedung Putih dan akan melakukan perubahan kebijakan adalah Kader Partai Demokrat yang tak lain dialah Senator Barrack Obama.
Kebijakan AS selanjutnya kemungkinan besar sangat berpengaruh terhadap tatanan hubungan negara-negara kawasan Asia-Pasifik. Dan yang akan berperan penting adalah adanya kekuatan baru China, India, Jepang, dan ASEAN. Dengan hubungan 4 besar tersebut cita-cita satu negara didalamnya masih optimis akan bisa tercapai walau tanpa keberadaan Australia. Didukung oleh keadaan geografinya yang juga memang terpencil.
Melihat tidak adanya kesempatan itu maka PM Kevin Rudd ingin memanfaatkan Indonesia dan juga ASEAN agar negerinya nanti juga bisa dilibatkan pada kegiatan didaratan Asia pasca perubahan negeri Paman Sam tersebut.
Setelah mengkaji lebih dalam, sudah seharusnya kita lebih cermat dalam menilai berbagai ajakan Australia tersebut. Segala sesuatunya bukanlah tanpa harga alias GRATIS. Walaupun perekonomian kita masih belum menggembirakan , namun kita mempunyai berbagai kelebihan dibanding anggota ASEAN lainnya. Sebagai tindakan preventive terhadap pengabaian negeri ini oleh negara lain kita harus dan wajib menunjukkan fakta-fakta bahwa Indonesia tak selemah yang diduga. Yang dengan mudah di "dikte" begitu saja.
anak bangsamu yang masih cinta negeri ini...
Wednesday, June 18, 2008
> australia...niat tulus shobat sejati kah...??? Bullshet!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment