Tuesday, September 16, 2008

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan

Tidaklah kehidupan dunia ini, melainkan hal yang sia-sia dan permainan (QS. al An Kabut: 64) Dan tidaklah kehidupan dunia ini, kecuali kesenangan yang menipu (QS al Hadid: 20)

Kutipan 2 ayat Al Qur'an diatas bukan sebagai alasan saya untuk memberi pengaruh dalam kehidupan anda. Karena diantara kita semua, baik yang mempunyai keyakinan sama ataupun berbeda , tidak ada salahnya kalau kita mengetahui berbagai macam cerita.

Terserat dari tembang Kinanti bait 12:
Ingkang becik kojahipun, sira anggoa kang pasthi, Ingkang ala singgahana, aja sira anglakoni, Lan den awas wong akojah, iyo ing mangsa puniki
Cerita yang baik jadikanlah pelajaran, Yang buruk tinggalkanlah, jangan di tiru, Hati-hatilah dengan banyaknya cerita, yang ada sekarang ini

Tercermin dalam Al Qur'an, sebagai Ayat pertama yang muncul diterima Nabi Besar Saw adalah berisi petunjuk untuk "Membaca". Iqro', "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan"
Membaca bermacam-macam buku (Cerita) akan menambah wawasan kita. Kalau kita takut membaca dan mempelajari karena kita anggap akan "mengkafirkan" kita, itu artinya kita masih ragu dengan apa yang kita yakini. Belum terjadi kemapanan keyakinan dalam hati kita. Tetapi harapan saya dari mempelajari cerita, hendaknya bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita dan selanjutnya bisa menyaring bagi diri sendiri, tentu kearah yang lebih baik.

Sehubungan dengan event 17 Romadhon ini, peristiwa dimana Muhammad SAW sebagai Nabi menerima Wahyu yang pertama berisi tentang perintah untuk membaca, maka marilah bersama-sama kita baca petunjuk para pendahulu kita mengenai pengendalian Nafsu...

Iku wong durbolo murko, nora nana mareme ing jro ati, Sabarang karepanipun, nadyan wis katekan, Karepane nora marem saya mbanjur Luamah lawan amarah, iku ingkang den tutwuri
Orang yang serakah tidak akan pernah puas Semua keinginannya walaupun sudah tercapai Akan semakin menjadi-jadi, Nafsu Luamah dan Amarah yang dituruti
Pangkur-11

Dijelaskan disini bahwa nafsu dasar manusia adalah luamah dan amarah . Luamah berisi keinginan tentang makanan, minuman, dan tidur. Sedang amarah berisi tentang energi sex dan energi kreatif. Energi sex ini bisa berupa benci, iri, marah, dendam, dan persaingan.

Sedangkan menurut ajaran tradisi Jawa kumpulan nafsu dapat di bedakan kedalam 4 tingkatan sebelum mencapai kesempurnaan.

  • Luamah, Nafsu makan dan tidur
  • Amarah, menuruti keinginan dan sex
  • Muthmainah, Nafsu untuk mengasihi sesama
  • Supiah, Nafsu untuk menyadari Tuhan
Untuk menjadi sebenar-benarnya manusia, minimal kita harus berada didalam nafsu Muthmainah. Nafsu untuk mengasihi sesama tanpa pamrih. Bukan berarti nafsu yang lain harus di hilangkan atau ditekan. Hanya perlu disadari saja "kebutuhannya". Bukan juga untuk dituruti "keinginanya". Kapan kita "butuh" makan, "butuh" minum, "butuh" tidur & kapan waktunya kita "butuh" sex.

Semua itu sebatas "kebutuhan", sehingga kita tidak akan terjerumus oleh keinginan hanya memenuhi nafsu Lu'amah dan Amarah. Dari dua ayat Al Qur'an diatas, semoga dapat membukakan mata kita untuk menyadari bahwa dunia ini hanya permainan dan tipu semata. Maka dengan menjalankan ibadah puasa ini marilah kita kekang keinginan menuruti hawa nafsu Luamah & amarah sehingga kia tetap bisa menjadi manusia seutuhnya, Bukan menjadi binatang yang berjalan tegak dengan dua kaki

Ana Pocapanipun , adiguna, adigang, adigung Pan adigang kidang adigung pan esthi, adiguna ula iku Telu pisan mati sampyoh.
Gambuh - 4

  • Sira moc'a kalawan Asmane Allah kang wus anitahake kabeh makhluk (Al Alaq:1)
  • Lan ora ana liya panguripan donya iki, kajobo nglalek'ake lan dedolanan (Al Ankabut:64)
  • Sanyoto kauripan ing ndonya sak'antarane sira kabeh iku mau dolanan, lelakonan, pepaesan, lan unggul-unggulan, sarta akeh-akehan bandha lan anak. (Al Hadid:20)

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri