Salah satu lagu anak sebagai satu karya penghargaan terhadap petani yang memang sudah selayaknya, sangat memadai. Salah satu liriknya...
Menanam jagung dikebun kita...
Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam...
Dari lirik tersebut tertangkap spirit suka cita yang ada dibalik semua kegiatan petani. Disamping itu juga mengandung pesan kepada kita untuk tetap bisa mencangkul yang dalam.
Bagi temen-temen yang telah lama hidup dikota yang tak mengenal sawah bisa jadi ini tidak berarti apa-apa. Tetapi bagi para petani yang kesehariannya memegang pacul, hal ini mengandung pesan yang mendalam
Layak kita renungkan bahwa melalui tangan para petani, kekuatan -kekuatan yang tadinya tak terlihat akhirnya dapat terkuak. Melalui tangan petani pula, barang yang tadinya berbau busuk sekalipun bisa berubah menjadi pupuk yang kemudian menghasilkan buah.
Hal ini dapat kita refleksikan dalam memhami hidup dan kehidupan ini.. Semuanya serba berubah.... Kita tahu Harley Davidson itu pada era 80'an hanyalah pecundang di Amrik sana, tapi lewat ketekunan tangan-tangan kecilnya apa yang kita lihat mulai awal 90'an sampai dengan sekarang..? Ditangan Nelson Mandela pula kebencian terhadap kulit hitam diubah menjadikemajuan Afrika Selatan.
Tindakan "mencangkul yang dalam" semoga dapat kita jadikan inspirasi. Bukan mencangkul tanah yang berada diluar saja, namun hendaknya lebih fokus untuk mencangkul tanah yang ada di dalam. Tanah-tanah pengertian, pemahaman, penerimaan, cinta, dan tanah-tanah rasa syukur. Karena tatkala manusia membuat tindakan 'mencangkul yang dalam' maka akan menemukan perwujudan nyata Tuhan di hadapan kita.
Tuesday, October 7, 2008
Cangkul
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment