Monday, October 13, 2008

Tembang Ilir-ilir

lir ilir -

Lir-ilir, Lir-ilir, Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo, Tak sengguh penganten anyar Cah angon - cah angon, Peneken blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penek'en, Kanggo mbasuh dodotira
Dodotira - dodotira Kumitir bedahing pinggir, Dondomono, Jlumatono Kanggo seba mengko sore Mumpung jembar kalangane, Mumpung padhang rembulane Yo surak'o surak hore....

Walaupun hanya bersifat tembang 'dolanan', Tembang "Lir - ilir" secara global tiap bait menurut pandangan Islam dapat di jabarkan sebagai:
  • Bait Pertama, mulai bangkitnya umat Islam
  • Bait Kedua, Merupakan perintah untuk melaksanakan Rukun Islam
  • Bait Ketiga, Bertobat - memperbaiki kesalahan - kesalahan yang pernah dilakukan. Sebagai bekal kelak saat menghadapi kematian
  • Bait Keempat, mempunyai arti "mumpung" masih ada kesempatan
A. ILIR - ILIR TANDURE WIS SUMILIR Berasal dari kata "nglilir" yang berarti terjaga dari tidur (belum tersadar). Bisa di definisikan adalah orang yang belum beriman (Islam). Pada tembang tersebut kata Ilir - ilir terjadi pengulangan dua kali, maksudnya adalah seruan "Bangun - Bangun" menuju arah pemikiran baru... "Tandure wus sumilir" artinya benih yang ditanam telah tumbuh. maksudnya adalah benih iman. Manusia terlahir dimuka bumi ini sadar ataupun tidak, telah di beri karunia berupa Iman dari yang maha kuasa. Bila tersadarkan oleh hal tersebut dan mau merawatnya, maka niscaya akan tumbuh subur dalam kehidupan ini dan akan menghasilkan 'buah' kehidupan yang baik pula. Jadi hendaknya pupuk yang dipakai adalah pupuk 'Ikhlas' dan disinari cahaya 'rohaniyah' yang berupa: 1. Membaca Al Kitab 2. Menghadiri Pengajian / kebaktian 3. Mendengarkan Kutbah, Tauziah, ataupun Mimbar Agama yang
menuntun
ke arah kebaikan
Tetapi sebaliknya apabila semua itu ditinggalkan , maka akan mati merana dan sia - sia benih kehidupan ini. B. TAK IJO ROYO - ROYO, TAK SENGGUH PENGANTEN ANYAR Mengandung makna dibuat tumbuh subur, daunnya hijau segar. Menekankan penampilan tentang pribadi manusia yang sehat jasmani dan rohani, karena benih iman
(Islam) tadi selalu dirawat dengan baik maka akan tumbuh "Ijo royo-royo" , akan berbahagia karena akan menjadi umat yang baik, karena kelak akan tersedia surga baginya.
"Tak sengguh penganten anyar", Pengantin baru adalah orang yang sangat berbahagia hidupnya. Demikian juga dengan orang yang telah bersanding dengan keyakinan Iman. Iman yang baik seperti tergambar sebagai "tak ijo royo-royo" tadi harus selalu di jaga dan dirawat , laksana tumbuhan yang hijau dan subur. kebal terhadap hama-hama yang mengganggunya. Guna menjaga iman agar selalu baik dan tumbuh subur maka manusia wajib menghalau tindak Kemunkaran.
Berzina, berjudi, mabuk itu semua adalah contoh hama iman yang ada pada diri manusia. Wajiblah hukumnya untuk bersegera memberantasnya agar Iman kita tetap "tak Ijo royo-royo" sehingga kita mampu menjadi seorang manusia yang berbahagia "Tak sengguh pengantin anyar"
C. CAH ANGON - CAH ANGON PENEKEN BLIMBING KUWI Cah angon mempunyai arti "anak gembala" Disana kata "Cah angon" disebut berulang dua kali. Berarti mengandung arti kata perintah yang sangat penting. Ya, Perintah "Penek'en blimbing kuwi" dan yang di perintah adalah 'cah angon' (gembala). Karena sifatnya perintah maka yang biasa diperintah adalah bawahan, atau setidaknya kedudukannya lebih rendah dibanding yang memerintah. "Penek'en blimbing kuwi", Panjatlah belimbing itu. Di sebut gembala berarti ada yang di gembalakannya Tak lain yang digembalakannya adalah Nafsu-nafsunya. Karena bila nafsu tak digembalakan maka akan dapat merusak aturan, sekehendak hatinya sendiri. Sebebas- bebasnya bertindak, karena tak ada yang "angon" tak ada yang menggembala. Jadi pribadi manusia sendiri harus mampu menjadi gembala yang baik. Agar nantinya nafsu-nafsu itu dapat diarahkan sesuai perintah ajaran agama. "Penek'en blimbing kuwi" Yang diperintah adalah agar memanjat pohon belimbing. Dengan alasan bahwa buah belimbing mempunyai lima sisi. Dapat di definisikan dengan bermacam hal. Sebagi umat Islam cocok dengan ajaran Rukun Islam Yang jumlahnya ada lima, Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji. Bisa juga di definisikan sebagai mencegah yang lima hal juga, yaitu 'MoLiMo", Madat, Mabok, Main, Maling, lan Madon. Bahkan bisa juga untuk jaman Indonesia sekarang ini sebagai pencerminan Pancasila yan lima sila itu. D. DODOTTIRO - DODOTIRO KUMITIR BEDAH ING PINGGIR, DONDOMANA JLUMATANA, KANGGO SEBA MENGKO SORE Dodot adalah "ageman" (pakaian). Menggambarkan agama atau kepercayaan yang dianut. Sedang "kumitir bedahing pingir" artinya adanya banyak robekan - robekan dibagian tepi menjadikan ageman itu tadi cacat atau rusak, sehingga tak layak lagi tuk di pakai dan hendaknya sesegera mungkin dapat di perbaiki. Dari hal tersebut selanjutnya ada perintah "Dondomana, Jlumatana", jahitlah dan perbaikilah bagian yang robek tadi agar pantes untuk dipakai kembali. Sama halnya dengan kepercayaan kita yang telah rusak oleh dosa-dosa, hendaklah sesegera mungkin bertobat dan kembali melakukan ajaran agama dan kepercayaannya dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu. Harus setiap hari mengingatNYA. "Kanggo Seba Mengko Sore" maksudnya adalah Buat bekal menghadap Yang Maha Kuasa, "Sore" adalah waktu senja kita didunia ini. Dan juga sebagai bukti pertanggungjawaban kita sewaktu ditanyakan mengenai amal ibadah pada pertanyaan Malaikat di alam Kubur nanti. E. MUMPUNG PADHANG REMBULANE, MUMPUNG JEMBAR KALANGANE Artinya mumpung terang bulan, jelas pada waktu malam hari. Malam tanpa sinar bulan adalah gelap gulita, dimana orang tak dapat melihat apa-apa. Ini dimaksudkan disaat gelap orang sukar untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang Halal dan mana yang haram, semua masih terasa semu. Untuk itu dengan adanya sinar Iman hendaknya dapat menghasilkan Cahaya layaknya cahaya "padang rembulan", sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik. "Mumpung Jembar Kalangane" adalah luasnya area sinar bulan tadi menerangi kita umat manusia ini. Jadi arti keseluruhannya adalah Mumpung masih ada kesempatan bertobat untuk "menek blimbing" itu. E. YO SURAK'O SURAK HORE Mari bersorak, adalah ajakan untuk melampiaskan kepuasan. Mengapa harus bersenang-senang, Berbahagia..? Ya, tak lain adalah karena telah berhasil melaksanakan perintah memanjat belimbing tadi. Kita umat manusia diibaratkan hanya sebagai "Cah Angon" yang pasti mempunyai juragan ataupun Bos dari angonan (peliharaan) kita tersebut, Yang tak lain Bos itu adalah Yang Maha Mempunyai. Jadi bukan untuk mempengaruhi anda yang telah beragama dan berkeyakinan, terlepas dari ajaran agama dan keyakinan apapun itu, marilah kita semua saling menyadari sebagai umatNYA yang hanya sesosok Gembala ini untuk saling menjaga 'Nafsu' yang kita gembalakan ini.


0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri