Monday, April 13, 2009

Jombang

Duh Gusti Allah...
Kawulo nyuwun pangapunten dhumateng paduka...Saking sedoyo dosa kawulo...
Dosa ingkang ageng utawi alit, ingkang ketingal utawi mboten katingal...
Ingkang kawula sengaja utawi mboten sengaja, lahir utawi batos...
Awit namung paduka Dzat ingkang paring pangapunten...
Amien...

Adalah do'a & permohonan seorang hamba terhadap pencipta_nya Allah, Ya Rabb Swt...
Ajaran do'a tersebut pernah saya dapat sewaktu belajar memperdalam Thoriqoh dalam rangka memenuhi hasrat & keinginan untuk mengenal lebih dekat menuju jalan yang telah ditunjukkan oleh_Nya. (Semoga Allah mengampuni kesombongsnku ini...)

Dari suatu tempat yang bernama Losari, Ploso, Jombang...Do'a itu saya dapat, do'a yang langsung bisa saya mengerti karena bahasanya yang sesuai dengan bahasa Ibu saya "Bahasa Jawa" seperti saya juga berkeyakinan bahwa Allah Maha Tahu (apalagi hanya sekedar bahasa), maka saya sangat yakin sekali akan penyampaian do'a itu.
*********
Masih dari Jombang juga, kali ini sangat berbeda halnya dengan kabar yang beredar dari berbagai mas media akhir-akhir ini, baik itu mas media cetak ataupun mbak media elektronik semuanya sedang heboh memberitakan tentang kebengisan yang dilakukan tersangka pembunuhan berantai Verry Idham Henyansyah alias Ryan.
Dikutip dari Harian Sindo 02 Agustus 2008 bahwa Polda Jawa Timur telah menyerahkan tiga jenazah korban pembantaian Ryan kepada pihak keluarga. Ariel Sitanggang asal Jakarta, Guruh setyo Pramono (Guntur) asal Nganjuk, dan Vincentius Yudi Priyono dari Wonogiri.
Pihak keluarga menyampaikan ucapan terimakasih karena Pihak Kepolisian telah berhasil membongkar kejahatan pembunuhan berrantai yang dilakukan Ryan berawal saat terjadinay tindak pembunuhan Mutilasi yang dilakukan tersangka. Dan daging-daging manusia yang telah dimutilasi itu berhasil dimasukkan kedalam KOPER sebelum dibuang di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Sikap keluarga sangat terharu sewaktu jenazah korban tindak pembunuhan itu tiba dikampung halamannya. Di nganjuk Ny Misinem, Ibu dari Guntur tak kuasa menahan tangis lagi saat jenazah dibawa ke permakaman desa. Ny Misinem mencegat iring-iringan kendaran polri yang sedang membwa jenazah dan dengan segera beliau memeluk peti mati yang membungkus tubuh Guntur yang telah tak berdaging.
"Iki Omahmu Le, Reneo" (ini rumahmu nak, Kemarilah) ujar ibu Misinem kepada anaknya . Beginilah sikap & sifat seorang ibu terhadap anaknya, meski sang anak telah telah tak bernyawa, kenapa banyak dari kita memusuhi Ibu kita hanya segelumit persoalan yang tentunya tak sebanding dengan pengorbanan beliau kepada kita..?
Lebih mengerikan lagi melihat kelakuan sang tersangka Ryan yang notabene pernah menjadi guru ngaji. Dengan menunjukkan sikap innocent dia mengakui tindakan pembunuhan nya yang menurut pihak kepolisian jumlah korbannya lebih dari 10 orang. Sungguh Pembunuh Berdarah Dingin.

Sambil berdoa dengan do'a yang mudah untuk dapat di mengerti oleh kita sendiri , Mari memohon bersama Semoga masih banyak dari kita yang dapat menghargai arti hidup ini sebagai amanah dari Allah untuk bertebaran dimuka bumi mencari Ridho_Nya. Amien...

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri