Begitu membaca judul journal ini, pasti yang ada dibenak teman-teman semua langsung menuju pada sosok Syahrini,  penyanyi yang sedang melejit kiprahnya tersebut. Ya, memang benar  adanya, bahwa frase itu memang saya lansir dari ucapan beliau.
"Alhamdulillah ya",  itu adalah kata-kata yang acapkali terucap dari  penyanyi Syahrini di berbagai kesempatan yang bisa kita simak melalui beberapa media massa. Ungkapan itu memang pada akhirnya menjadi popular dan membudaya pada sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan menjadi "sesuatu banget"  tatkala kata-kata itu juga merakyat di sebagian kalangan warga Malaysia.
Pada dasarnya secara pribadi saya juga telah memiliki pengalaman serupa pada kehidupan ini. Bahwa frase "Alhamdulillah" itu dulu selalu saya dengar dari suara Mbah Uti (nenek) ketika menyatakan satu hal yang dijumpainya.
Kamdulilah Leee, aku wus mbok sambangi. Seneng rasa atiku bisa menangi awakmu nyambut-gawe iki...!
Kamdulilah nakk, saya sudah kalian tengok (sambangi). Senang hatiku ini karena masih bisa melihatmu sampai dewasa dan bekerja.
| Syahrini | 
Mungkin teramat jarang yang bisa mengerti serta paham maksud dari kata kamdulilah diatas. Kata kamdulilah  sebagaimana yang diucapkan oleh Mbah Uti itu berasal dari kata Alkhamdulillah juga, tak lain dan tak bukan adalah ungkapan pujian kepada Tuhan, "Puji Tuhan" atau "Segala Puji hanya milik Allah"
Awalnya  dulu saya sempat menentang dan beradu argumen dengan Mbah Uti tersebut,  ya mungkin kelihatannya ini adalah perilaku yang berani pun 'nglunjak'  kepada orang tua. Namun, dengan tanpa memikirkan hal itu saya tetap  memberanikan diri untuk menyanggah apa yang diucapkan beliau.
Adu argumen itu terjadi bukan karena perubahan kata dari Alkhamdulillah menjadi kamdulilah,  saya masih sangat mampu memahami lidah Jawa kalau mengenai hal  tersebut. Adu argumen terjadi melainkan karena ada satu kejadian,  tepatnya yaitu  pada saat ada satu kabar yang kurang menggembirakan  namun karena sudah menjadi terbiasa maka Mbah Uti tetap mengekspresikan kekagetannya dengan merujar "Kamdulilah".  Ya, meski intonasinya terdengar sangat kaget, akan tetapi saya tetap  tak bisa menerima begitu saja hal tersebut. Yang ada diotak saya adalah  bahwa bukan pada tempatnya kita mengucapkan Puji Tuhan didepan orang  yang sedang terkena kesedihan serta dirundung malang.
Endingnya,  karena saya menerapkan adat dan norma tata susila untuk tak selalu  bersikap 'ngeyel' pun menentang terhadap orang tua, maka yang terjadi  adalah tetap saya biarkan ucapan Mbah Uti  itu berlanjut.
Mbah uti  telah berpulang kepangkuan-Nya sekitar dua tahun lalu, akan tetapi yang  terjadi belakangan ini saya telah diingatkan kembali oleh sering  terdengarnya   frase "Alkhamdulillah ya" milik Syahrini. Dan alasannya pun terlihat tak jauh berbeda dengan alasan yang diungkapkan oleh Mbah Uti dahulu. Yaitu ketika ditanya, yang dapat kita dengar adalah bahwa Syahrini  mengaku gembira karena ungkapan khasnya itu mampu menjadi tren, hal itu  terbukti dengan mudah dapat kita dengar dari suara banyak orang di  berbagai lapisan pun kalangan. Menurut Syahrini, kata-kata itu  diungkapan lantaran masuk dalam kategori bahasa yang baik. Sebagaimana  saya lampirkan dari detikHot yaitu tepatnya saat diwawancarai pihak DahSyat RCTI pada Rabu 7 Sepetember lalu.
"Bukan bangga tapi senang, daripada dijejali bahasa kotor, mendingan bahasa yang baik. Insya Allah berkah. Aku ditelepon sama sahabatku di Malaysia, dia juga bilang 'Alhamdulillah ya'," [Syahrini]
Yang  menjadi pembeda hanyalah mengenai tanggapan orang-orang  yang  mendengarnya. Jika dulu tak jarang saya sebagai salah satu pendengarnya   menentang dan menuntut Mbah uti agar selalu berlatih, maka yang terjadi kali ini  masyarakat yang awalnya adalah penduduk twitter  justru menjadikan frase ini bertambah booming. Awalnya di Twitter orang sering menuliskan, 'Syahrini move on' dengan hashtag #Alkhamdulillahya.
Sekali  lagi Syahrini mengaku sangat senang ungkapan khas-nya menjadi populer  di kalangan masyarakat, sehingga karena saking populernya ucapan yang  dilontarkan oleh Syahrini itu juga telah mengundang salah satu penyedia  jasa layanan telepon selular untuk menggunakannya sebagai nada dering.
Terlepas  kebenaran pun kesalahan yang terjadi, inilah kenyataan yang sedang kita  hadapi dalam bertata-bahasa dewasa ini. Tak harus menjadi Innalillahi ataupun Astaghfirullah, karena semua keadaan nyatanya sudah bisa diwakili dengan frase Alkhamdulillah yaa... Sesuatu banget. [uth]
.
~Ditulis dalam keadaan sedang galau bertata-bahasa~
_________________________________________________________
An  ilustration is taken from detik.com without permission.
.


 
 
 
 
