Wednesday, October 5, 2011

Tak merasa jijik dengan kentut

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi
Biar terjadi .
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua... Kan baik baik saja

positif-negatif
Sayup-sayup terdengar lagu yang didendangkan oleh DeWA mengingatkan saya untuk musti kembali merenung tentang apa yang sudah terjadi dan saya alami sampai dengan saat ini. Ya, meski ada yang mencemooh bahwa bagian dari saya tak jauh dari kentut yang ajaib toh semua yang terjadi itu musti saya biarkan untuk terjadi, akan lebih baik kalau saya hadapi dengan tenang jiwa, lantaran dengan begitu semua akan baik-baik saja.

Disisi lain saya berterimakasih karena sudah di-ingatkan untuk memposisikan diri menyerupai kentut, terimakasih saya ucapkan. Semoga saya tetap bisa berpikir jernih dan obyektif serta tak berburuk-sangka, saya akan lebih memandang bahwa hal itu dilontarkan kepada saya sebagai bagian pengingat guna merenungi diri. Bahwa kentut, mungkin buat sebagian orang merupakan hal yang sangat tak disuka karena memang terkadang baunya menjijikkan. Akan tetapi saya tak mau memandang seperti itu, saya akan tetap berusaha untuk memandang pun mendengar suara kentut sebagai anugerah kesehatan dari Yang Maha Kuasa. Bukankah tak enak rasanya ketika kita tak bisa kentut...?

Sama halnya ketika kita juga harus dihadapkan pada benda sebagus pun sewangi apapun, toh tetap tak bisa dihindari hal negatifnya. Hanya saja ternyata masih teramat jarang kita mau mengakui sisi negatif itu. Sebagaimana orang masih teramat sedikit mau mengakui kadar alkohol yang memiliki efek buruk terhadap bagian tubuh ketika make-up atau sekedar menyemprotkan parfum ke sisi-sisi tubuh ini. Begitu juga ketika melihat bunga nan cantik, tak banyak dari kita (termasuk saya) mau mengingat hal pembusukan setelah bunga itu layu nanti.

Bila ketetapan tuhan
Sudah ditetapkan
Tetaplah sudah .
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah


Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang

Tatkala bunga bangkai muncul, meski aromanya tak jauh dari kentut, akan tetapi terbukti sudah bahwa bunga itu kemunculannya tetap dielu-elukan bagi mereka yang merindunya. Bahkan karena kelangkaan akan mekarnya bunga bangkai itu, tak ayal bunga bangkai yang aromanya memang menyerupai bangkai tetap dikategorikan khusus diantara bunga-bunga lainnya. Itulah ketetapan Tuhan, Sang Pencipta Bunga. Tak ada yang bisa merubah dan tak akan berubah selain dnegan KuasaNYA.

Dengan berakhirnya lagu DeWA itu bukan berarti berakhir pula permenungan kali ini. Karena saya sadar, "sesadar-sadarnya" masih tetap abadi menempati posisi sebagai makhluk yang tak sempurna, untuk itu tak pelak sayapun terus akan butuh koreksinya. Dan karenanya, permenungan ini saya gunakan sebagai bagian untuk mengoreksi diri, lalu.. masihkan ini disebut sebagai hal yang ajaib..? Entahlah...

Yang jelas berpikir obyektif adalah hal yang ingin saya lakukan, memposisikan pola-pikir pada tempat negatif pun positif, keduanya akan selalu saya jalankan. Bahkan se-negatif apapun itu toh tak lantas kita (saya) wajib memusuhinya. Terimakasih atas kentut ajaibnya kawan... [uth]


____________________________________________
An ilustration is taken from here without permission

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri