Gajah Mati Meninggalkan Gading, Blogger Mati Meninggalkan Posting adalah sebuah kalimat yang pertamakali saya baca di twitter pada waktu yang sangat tepat sekali. Kalimat tersebut di quote oleh Mas Rifky Santiago, salah seorang rekan blogger kita yang belakangan saya ketahui juga masuk dalam komunitas blogger Maluku Arumbai. Hal itu saya ketahui karena ternyata beliau ini adalah juga kontak dari @almascatie.
Saya sebut sebagai "waktu yang sangat tepat" karena tatkala kalimat terquote itu terbaca adalah saat dimana sahabat blogger kita, Yusnita Febri belum lama dipanggil kembali kepangkuan-Nya. Dan kembang yang menyertai saat itu bukan saja sebatas kembang yang menyelimuti di pembaringan terakhirnya, akan tetapi telah banyak kembang lisan pun bungarampai tulisan terpampang di dunia maya ini. Sungguh seorang sobat bernama Nita febri telah meninggalkan kesan mendalam bagi tak sedikit rekan blogger di bumi Indonesia ini dengan tagline-nya 'Jadikan kekuranganmu untuk maju.'
Gajah mati meninggalkan gading, Blogger mati meninggalkan posting
Pada gambar yang saya capture diataslah saya memperoleh kalimat sebagai judul journal ini, yang ternyata nice-quotation itu terinspirasi dari ucapan Mas Nukman Luthfi. Kalimat tersebut telah terbukti kini, yaitu sepeninggalan sobat kita Nita Febri ini.
Sudah banyak yang berduka, pun tak sedikit yang telah menceritakan ikhwal kepergian Nita dengan berbagai latar belakang kenangannya. Tak ketinggalan dua journal saya sebelum inipun juga membahasnya.
Kali ini memang masih dengan tema yang sama, tak jauh dari kepergian Nita, namun bukan masih mau mengajak teman-teman pembaca larut sepergiannya. Justru sebaliknya, saya akan berusaha menuliskan tentang kenangan kebanggaan demi sedikit mengaplikasikan apa yang sudah ditauladankan oleh Nita kepada kita semua. Bahwa dalam kekurangannya mengenakan ABD (Alat Bantu Dengar, hearing aids) Nita masih mampu bersemangat dalam memberikan keriangan, menyuarakan ketegaran, memperlihatkan kebersahajaan, menebarkan kegembiraan, serta mengulurkan tali-silaturahminya.
Yusnita Febriana a.k.a Nita Febri, putri dari Bapak - Ibu Yusman Prasojo, mantan PNS Departemen Luar Negeri sekaligus ex staff KBRI di beberapa Negeri Eropa (Italy, Finlandia, dan lain sebagainya) ini meskipun masuk dalam kategori kekurangan secara fisik, namun sudah semestinya kita juga harus tahu tentang kesamaan dalam memperoleh haknya. Dan hal itu toh tak pelak Nita ungkapkan juga di welcome-box blog multiply-nya sebagaimana saya quote dibawah ini;
Walaupun pendengaranku terganggu, namun aku sama dengan kalian yang “Normal”.
Aku masih bisa mendengar dengan Alat Bantu Dengar, berkomunikasi seperti kalian dan tentunya akupun punya hati untuk merasakan. [nitafebri.multiply.com]
Gajah Mati Meninggalkan Gading, Blogger Mati Meninggalkan Posting
Ngeduren di Dfm |
Memang saya sempat melihat dia menuliskan satu hal kebisingan dan kebetean pada bus metromini yang seringkali dinaikinya. Akan tetapi menurut saya itu tak lebih dari kekesalan kita sebagai sesama pengguna angkutan metromini yang sopirnya sering ugal-ugalan membawa mobil demi mengejar setoran.
Mental Nita terlihat sekali tertempa, pasalnya sudah tak bisa di hitung dengan jari dia dikata-katai dengan hal yang kadangkala kita sendiri musti menjejakkan tanda tanya. Bagaimana tak menjadi sakit kalau sebagai penyandang tuna rungu dia dibilang 'are you deft' oleh salah seorang komentator yang tak jelas..?
Menyikapi hal diatas Nita menunjukkan kebersahajaannya. Dan yang paling saya syukuri dia juga dikelilingi banyak teman yang baik hati. Selalu memberikan support kepadanya dengan tanpa melihatnya sebagai sosok difable.
Belum lagi kalau kita sering bercanda, ada banyak hal yang kadang kala mencibir Nita, (karena tak jarang memang Nita nyebelin sihhh, huftttt).
Tuh khann, saya juga berusaha membela diri. Itu artinya harus saya akui, sayapun termasuk dalam sosok yang acapkali mencibirnya. Apalagi saat bulu kaki aja iseng dia photo lalu diunggahnya, belum lagi saat saya mau hiatus dengan pemutihan blog multiply saya yang ternyata berbarengan dengan penghitamannya Lik Bimosaurus dan pemutihannya Rennypayus juga. Kami tak pernah berjanjian untuk hiatuus, namun justru Nitalah yang selalu mengabarkannya. huftt.... #manyun (teteup mau bilang; Nita nyebelin)
Lagi-lagi, menyikapi ledekan, cibiran, bahkan bully (as Renny said), toh Nita tak berkecil hati. Justru dia tetap tak segan untuk menjalin tali silaturahmi itu. Mungkin ada yang bilang hal ini sebagai perlakuan 'tak tahu diri', namun semoga paska kepergian Nita ini kita bisa mengaca pada diri, siapakah yang tak tahu diri..? Nita atau kita..?
Hal yang masih jauh bisa saya perbuat sejatinya sudah jelas-jelas diperlihatkan oleh Nita dihadapan kita semua.
Gajah Mati Meninggalkan Gading, Blogger Mati Meninggalkan Posting
ngeduren di HoR |
Ya, kali ini selain postinganmu di journal, kami juga masih bisa membaca komentar-komentarnya Nita yang berkehendak bisa bergabung mengunyah buah duren (#senyum). Dan walaupun Nita saat ini sudah tak mengenakan ABD, Nita sudah tak berada didunia suara (yang katanya bising ketika naik Metro Mini), melalui dunia kata-kata serta dunia tulis ini kami (saya) berusaha merealisasikan kehendaknya untuk makan duren barengan lagi. Saya masih teramat yaqin Nita tahu hal ini, meski kalimat di blognya (sebagaimana saya quote dibawah ini) telah ditinggalkannya.
Duniaku dunia suara
Dunia kata-kata
Dengan hearing aid kudengar suara
(Berbisik ke Nita) Nit, aku juga bawa jeruk bali lagi lhoo...!
Orang banyak bilang kalau bakal dikenang itu setelah orang itu pergi, memang benar kami mengenang Nita Febri. Namun bukan karena dia sok menjadi exclusive, bukan lantaran dia memiliki modal harta, pun bukan disebabkan oleh kemauan tebar pesonanya. Yang membuat kita (saya) terkenang dan membanggakannya adalah karena kekurangannya itu benar-benar Nita gunakan sebagai modal untuk maju, sama sekali bukan modal untuk berdiam diri dan merasa terbelenggu.
Kini Nita telah pergi, larut sedih itu tak akan rugi kalau sama-sama kita ganti saja menggunakan demi mengenang keceriaan Nita kembali. Kenangannya masih utuh terpapar di blognya melalui postingan pun komentar-komentar serius pun gokilnya. Yaa, Nita beberapa saat lalu belajar dari Mas Nukman Luthfi di acara blogicious, dan saat ini Nita telah merealisasikan ungkapan Mas Rifky Santiago yang terinspirasi dari Mas Nukman Luthfie itu bahwa Gajah Mati Meninggalkan Gading, Blogger Mati Meninggalkan Posting. [uth]
_______________________________________________________________________________________________________
- Selain koleksi pribadi, sebagian gambar ilustrasi diambil dari rumah blognya Nita Febri , Rika, dan juga Rengganiez
0 comments:
Post a Comment