Friday, January 20, 2012

Sepele bisa dadi gawe

Sepele dadi gawe.  Tadi malam saya sedikit dikagetkan pada suatu kabar yang dilontarkan oleh salah stau teman kerja bahwa seorang teman senior yang cukup saya kenal telah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa.

Saya merasa kaget lantaran beberapa hari lalu sempat bercanda dengan teman senior tersebut. Ya, kebenarannya memang boleh dibilang saya akrab dengan beliau dan tak jarang kita saling ledek-ledekan kalau bertemu sebagai bagian dari bahan bercanda pun tertawa.

Dan baru tadi malam juga saya ketahui bahwa kepergian beliau itu disebabkan oleh hal yang boleh dibilang sepele. Yaitu awalnya ketika seminggu lalu beliau memperbaiki sumur bor dirumah-tinggalnya. Pada saat memperbaiki tersebut ada sedikit luka lecet pada ibu jari kakinya akibat ketimpa sebatang besi.  Tak dirasa dan dianggapnya itu adalah hal sepele, maka diapun tak begitu memedulikannya baik  sekedar melakukan pertolongan pertama dengan cara membersihkan luka, ataupun memberikan obat sebagai antiseptik.

Menurut sumber yang saya ketahui, dua hari setelah kejadian itu beliau baru merasakan efek panas dingin dan nyeri pada seputaran luka ibu jarinya. Dan saat itu jugalah berobat ke dokter, sehingga diketahui ternyata sakit tetanus telah dideritanya. (mohon koreksi dari teman-teman sekiranya istilah "tetanus" itu kurang tepat).
Tanpa sempat mengelak dokter menganjurkan agar rawat inap demi pengawasan lebih lanjut.

Apa hendak dikata, baru beberapa hari di rumah sakit ternyata Sang Penguasa jiwa manusia ini sudah menghendaki beliau untuk dipanggil kembali. Innalillahi wa innailaihi rajiun, segala yang ada dimuka bumi ini bakal kembali kebumi lagi memenuhi panggilan-Nya.

Menyikapi hal tersebut memanglah membuat muram adanya, pasalnya baru sekitar 2 minggu lalu saya telah di tinggal pergi Bapak, dan kali ini juga harus merelakan kepergian seorang teman pun sahabat.

Dan ketika harus mengulasnya memang tak butuh waktu lama sebab mereka itu pergiu meninggalkan aya. Bapak hanya karena sakit semacam masuk angin sehingga tak mau makan dan tak mau asupan apapun sleama dua hari, di hari ketiga jam speuluh pagi Bapak pergi.    Begitu juga dengan keadaan teman tersbut, belum juga ada waktu seminggu tapi kenyataannya saat ini dia telah menjadi penduduk alam lain.

Sedih sudah pasti, namun keikhlasan juga musti terpatri karena kitapun kebenarannya juga sedang menunggu gilirannya. Dan bisa jadi kitapun bakal mengalami sebab yang serupa, yaitu hanya karena persoalan yang bisa dikatakan "sepele"

Tetes Embun
Menyimak apa yang dialami oleh Bapak pun seorang teman diatas, ada yang bisa kita pelajari. Sebagaimana bahan yang sudah pernah saya peroleh melalui ajaran pun wejangan  simbok semasa kecil dulu yaitu agar kita tak boleh memandang satu hal dengan menyepelekannya. Meskipun itu hanya satu titik kecil ataupun satu tetes embun namun bukan berarti kita syah untuk membuatnya  menjadi barang remeh-temeh.
Aja sira anyawang sembarang kalir iku saka blegeré, senadyan sepélé ananging iku bisa dadi gawé..!  #pepeling [Simbok]
Quotation diatas bisa dialih-bahasakan bahwa  'Jangan kamu melihat segala hal itu dari wujudnya, karena meskipun itu adalah hal yang sepele namun bisa jadi justru bakal menimbulkan perkara/masalah'..!

Melihat quotation,  berlandaskan pada kata 'sembarang kalir' a.k.a  "segala hal", maka ungkapan simbok   ini saya maknai bukan saja sebatas pada satu sebab penyakit yang merujuk pada kematian teman pun Bapak sebagaimana saya ceritakan. Akan tetapi saya memaknainya lebih banyak lagi pada segala aspek kehidupan ini. Ada hal yang besar namun tak sedikit faktor hidup yang membayangi kita. Hanya saja acapkali kita (saya) justru tak pernah mau  menyadari hal -hal kecilnya. Atau kalaupun kita mau menyadarinya, banyak kemungkinan hal kecil itu malah diperbesar keadaanya, bukan malah digali maknanya atau dihindari kemungkinan negatifnya.

Kemungkinan negatif telah dicontohkan dengan keadaan tertimpa besi pada ibu jari teman yang mengakibatkan kematiannya tadi. Sementara untuk faktor-faktor kemajuan (positif)  bisa saja kita ilustrasikan pada satu langkah. Bahwa keberhasilan meraih angka seratus sudah pasti dimulai dari menapaki angka kecil berujud satu dulu. Artinya keberhasilan seseorang dalam meraih kebesaran pasti diawali oleh hal-hal yang kecil.

Dari sini pula yang bisa saya maknai adalah bahwa memang benar Tuhan itu menciptakan segala sesuatu dialam ini meski sekecil apapun pasti bukan tiada manfaatnya. [uth]
__________________________________________
An illustration of  'Sepele dadi gawe'  is 'embun didaun beringin'

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri