Thursday, July 31, 2008

About Financial Departement (potret Bangsa) @ Isra' Mi'raj

Dari berita di Televisi Rabu, 30 July 2008, bertempat di Stadion Bung Karno Senayan tidak seperti biasanya pagi itu sudah penuh berdesakan dengan ribuan umat manusia. Mereka bukanlah suporter yang mau menonton dan mendukung team sepak bola kesayangannya yang mau bertanding, bukan juga simpatisan partai atau massa suatu organisasi yang mau mengadakan seminar, tablig akbar ataupun perayaan hari jadi organisasinya tersebut. Mereka adalah para peserta ujian/seleksi tertulis calon pegawai negara fakultas keuangan.
Bertempat di Gelora Bung Karno para bakal calon pegawai negara tersebut rela berbondong-bondong datang ke lapangan di pagi buta takut kalo ketinggalan ujian guna memperebutkan jatah kursi dijurusan Eselon satu dan dua.
Dan ironisnya mereka baru akan bisa melihat hasil ujiannya nanti sebulan kemudian yaitu tanggal 28 Agustus 2008, itu juga kalo nggak diundur dengan berbagai macam faktor & pertimbangan (termasuk faktor titipan dan pertimbangan pendapatan tambahan para panitia seleksi tentunya).

Secara sawah tempat saya macul buat nyari isi perut ini letaknya dekat sekali dengan kantor pemerintahan, diantaranya adalah Kantor Departemen bendahara, Departemen Keyakinan, Departemen manca negara dan juga Keraton Republik Ini, saya akan lebih sering tahu mengenai kegiatan massa dan mahasiswa yang berdemonstrasi didepan perkantoran urusan penyelenggara negara tersebut.
Yang sering saya lihat adalah didepan Keraton dan didepan Kantor Bendahara Negara.
Rakyat sekarang sudah banyak yang pintar, mereka sekarang juga tak mudah lagi untuk bisa di bodoh-bodohi. Dengan adanya aktivitas demonstrasi berarti mereka tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak sejalan dengan yang diinginkan oleh massa pendemo.
Menganut paham demokrasi adalah keterbukaan maka akan sah-sah saja apabila ada (sekelompok) massa yang menyampaikan aspirasinya lewat ajang Demonstrasi karena itu termasuk society controler.
Ya memang tak dapat dipungkiri bahwa lahan korupsi terbesar salah satunya adalah pada kantor bendahara yang kita orang awam tahu bahwa disana ada banyak kebijakan penempatan uang.

Yang kita harap demi berdiri tegaknya Indonesia tercinta ini adalah dengan diadakannya seleksi tertulis yang bertepatan dengan hari libur memperingati "Isra' Mi' raj " Muhammad SAW yang notabene sebagai Hari Hijrah/perpindahan/perubahan tersebut dapat membentuk Insan bakal calon (yang nantinya diterima) Pegawai Negara berkompeten, bervisi, dan bermisi mengadaka perubahan dari yang merugikan hijrah menjadi yang menguntungkan bagi khalayak ramai seluruh umat Indonesia.

Karena Indonesia adalah berpenduduk Mayoritas Muslim bahkan terbesar seluruh dunia melampaui bangsa Arab sekalipun, maka saya sebagai pribadi akan sangat berharap banyak bagi mereka yang nantinya keterima dapat memahami dan memaknai arti Hijrah Rosulullah itu.
Bahkan saya sangat berharap bagi nereka yang nantinya menduduki kantor Bendahara Negara tersebut Rela ngantor pagi-pagi sekali seperti tatkala mereka datang di Gelora Bung Karno tersebut, Bahkan akan sangat salut sekali apabila mereka Rela bersumpah demi Allah dan Rosul_Nya untuk dihukum mati apabila kedapatan sebagai pelaku Korupsi, karena yang saya tahu negara ini belum ada peraturan yang mewajibkan pelaku Korup dihukum mati.
Seperti layaknya WNA pelaku kejahatan Narkoba di Nusakambangan, Ibu dan anak (Sugeng) Pembantai keluarga Marinir di Jawa Timur, Dukun AS di Medan, serta Asep di Pandeglang Banten semuanya pada pertengahan bulan Juli ini telah di eksekusi mati. Mereka tereksekusi salah satu sebabnya adalah telah menghilangkan beberapa nyawa.
Maka dengan alasan itu sewajarnya kalau pelaku tindak Korup dihukum gantung juga karena sebenarnya bukan sekedar satu keluarga saja yang mereka bunuh, dengan kejahatannya jutaan rakyat harus menanggung beban hutang negara, belum lagi terjadinya kemerosotan daya beli akibat laju inflasi yang tak terkendali hingga akhirnya tak bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Walaupun masih berproses masa persidangan tetapi terus terang saya saat ini sangat kecewa sewaktu Artalita Suryani sang Ratu Belian Penyuap Jaksa hanya dituntut 5 tahun penjara (potong masa tahanan lagi)" beginikah peradilan negeri kita , Negeri keturunan Gadjah Mada...???

Yah memang keadilan seadil-adilnya hanya akan ada ditangan Rabb, tapi setimpalkah dengan bukti-bukti yang telah dikuak (yang bahkan sang pelaku berani mengelak dan menyangkal dari kenyataan bukti itu)...
Mungkin bagi para pelaku Korup Tuhan-nya adalah Duit, maka segala macam pertolongan akan mereka dapatkan dengan memohon kepada duit...

Maafkan kami Bung Karno "Bahwa bangsa ini telah menjadi bangsa kuli dan juga telah nguli juga dari bangsa lain" karena tak dapat dipungkiri bahwa keadaan bangsa lain memang lebih dapat dimengerti ketimbang Bangsa ini...
Bukan mengecilkan diri sendiri tapi Inilah potret kehidupan yang sedang kita nikmati...

Semoga setiap dari kita akan dapat memaknai arti Isra' dan Mi'Raj sebagai pemacu perubahan yang dimulai dari diri sendiri demi kemajuan bersama berbangsa dan bernegara guna kemaslahatan alam semesta. Amien...

*Memayu Hayuning Saliro* *Memayu Hayuning Bangsa* *Memayu Hayuning Bawana*
oO0Oo


Note
Isra' Mi'raj:
The Islamic calendar began in the year CE 622, marking the Prophet Muhammad’s emigration from Makkah to Madinah. This event is known as the Hijra, and dates in the Muslim calendar are marked by the Latin notation “AH,” for anno hegirae (the year of emigration). The calendar has twelve lunar months, which means that each month is equal to the number of days it takes the moon to orbit the earth. The months of the Islamic year are: Muharram, Safar, Rabi` al-Awwal, Rabi` al-Akhir, Jamadi al-Awwal, Jamadi al-Akhir, Rajab, Sha`ban, Ramadan, Shawwal, Dhu al-Qadah, and Dhu al-Hijjah. (part of Islamic Holidays nya Mbak Lia @cinzia80.multiply.com)

To Cinzia =>
I'm so sory that i've coppied this Notes from u'R Site without permition yet, Please be so kindly to receive my apologies...
Thank you...
...

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri