Friday, June 19, 2009

ketawa garing ala Kelik-JK dan Butet-SBY buatku

"Kelik pelipur lara akan membiarkan dua orang remaja berlainan jenis tidur dalam satu kamar". Karena dia hanya akan melarang dua orang berlainan jenis yang tinggal dalam satu kamar itu apabila tidak tidur sama sekali... LoL..............


Sekilas melihat tayangan di televisi tadi pagi, koq kali ini saya agak tertarik, maklum sebenarnya khan emang sudah lama banget saya ini nggak pernah lagi manteng di depan pesawat televisi, abis acaranya ya gitu-gitu aja sich....

Tadi di M*tro-TV saya sempet nonton sebuah acara talk show (nggak tahu namanya, hiiiii) yang dipandu oleh Choki Sitohang. Kebetulan yang jadi bintang tamunya adalah Kelik Pelipur lara. Bukan lantaran sesama orang Jogja ya saya mau ambil pokok bahasan dalam tulisan nggak penting ini. Namun karena beberapa hari yang lalu merebak berita dengan merasa tersindirnya para pejabat kita karena monolognya SBY alias Si Butet Yogya juga (halah lagi-lagi Jogja, sombong mode on hihihhi), maka coba saya tulis dan kita buat renungan sedikit yuk....!

"Seorang pelakon seni, utamanya seni peran yang paling utama adalah mengerti dan mengetahui suasana terkini tentang situasi dan kondisi". Demikian dikatakan oleh Kelik Pelipur Lara yang juga lama menjabat Wakil Presiden di Republik Mimpi ini. Bagaimana membuat khalayak penikmat seni perannya itu bisa memperhatikan dan juga tertawa adalah juga dari olah seni berpikir yang kesemuanya itu akan up to date apabila ditunjang oleh pengetahuan dan wawasan. Sedangkan pengetahuan dan wawasan wajib kita cari setiap hari, bisa itu melalui membaca koran, menonton Televisi, membaca buku, browsing di Internet, bergaul dengan semua golongan dan melalui sarana serta prasarana lainnya.
Hal ini memang tak dapat saya pungkiri, karena tahu banget dari dulu bahwa besarnya Kelik sekarang ini juga berkat temen-temennya di Geronimo-Jogja ditambah lagi di UGM sana, ada Gareng Rakasiwi, ada Bimo Berhati Nyaman, ada Setiawan Tiada Tara, dan lain sebagainya. Mereka bukanlah orang bodoh.

Ini barulah Kelik yang saya rasa jam terbangnya masih jauh jika dibandingkan dengan seorang Butet Kertaradjasa yang NoteBene adalah Tangan Kanan penerus Bagong Kusudiarjo bersama dengan Djaduk Feriyanto saudara laki-lakinya.
Ada apa sih para pejabat yang bisa tersindir dan tersinggung dengan lawakan si Butet itu...?!! Disini saya tak akan menjawab pertanyaan itu, sebab ini bisa dijelaskan dengan tepat hanya oleh mereka yang merasa tersinggung saja bukan...?!! Saya cuma berpikir sesuai konsep dari si Kelik JK diatas bahwa Seorang pelawak akan laku lawakannya bila bahan yang dipentaskan tersebut seiring dengan perkembangan jaman saat ini, Lagian semua orang khan tahu to, kalo mBakyu Rieska yang sering keluyuran di TEMBI bilang, Butet itu khan emang omongannya "trocoh" alias bocor... Kalo nggak bocor nggak bakalan di juluki Adipati Cocot Kencana alias BK (Butet Kembaran) khan....?!!

Balik lagi ke Pembicaraan dengan Kelik tadi, Kalo dulu bangsa besar kata Pak Karno adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, apakah sekarang masih patut kita hargai atas sejarah yang sempet diputar balikkan faktanya itu...? Yang musti kita benahi mustinya adalah pelurusan atas fakta sejarah yang telah banyak dipelesetkan tersebut dech......
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mentertawakan diri sendiri" bener juga jika kita mau merenungi kata-kata Kelik yang kelihatannya sepele ini. Kita akan bisa tertawa karena melihat sifat kekanan-kanakan masih sering ada pada diri kita, kita masih mampu tertawa karena memang sudah sepantasnya tindakan kita ini tak patut lagi dilihat dimuka umum dengan keseriusan dan dikasih apllaus tepok tangan dan acungan jempol, hanya pantas buat lelucon saja. Kita juga bisa mentertawakan diri kita tatkala keadaan kita ini jauh tertinggal dengan kondisi orang lain, sehingga setelah mentertawakan diri itu kita lebih terpacu untuk jangan larut dalam ketertawaan terus. Karena bukankan kebanyakan tertawa juga akan mengeluarkan air mata..? Sifat anatomi tubuh kita pun bisa mengingatkan lewat ketawa dan air mata itu bukan..?
Dengan tertawa yang bisa diterima oleh semua norma, semoga bahan tertawaan kita itu tidak akan garing sehingga orang yang melihat dan mendengar akan ikut tertawa bukan mencibir karena terdengar garing. Bisa belajar materi dari Garing Nugroho juga mengenai alur membuat tertawa. Agar tak Garing saja bisa juga belajar bersama Petruk dan Bagong, berguru kepada Rama Semar sehingga diakhirnya nanti tetep bisa SMART laksana SEMAR. Semua adalah bagian dari Punakawan yang tugasnya adalah menghibur dan membikin tertawa, sementara Semar hanya akan kentut didepan dewa yang menyengsarakan umatnya. Sedikit banyak semoga semua temen-temen tercintaku juga paham bahwa Semar sendiri adalah bagian dari Dewa yang turun membo-membo sebagai rakyat jelata......

Semogaaa ini juga mampu memberikan jawaban atas kritikan seorang temen yang sempet saya dapatkan beberapa waktu yang lalu, mengenai isi dari tulisan-tulisan yang saya bikin sebelumnya, bahwa saya terlalu jauh berbeda bila dibandingkan dari coretan tulisan di Journal dengan coretan tulisan yang ada di Reply Comment, baik itu dirumah Multiply ini ataupun di rumah yang lain. "Mas sampean kalo nulis di koment tuh mbok yang serius, emang nggak bisa...?!! Atau jangan-jangan itu bukan tulisan sampean apa ya...?!!"Demikian kata-katanya ku cuma bisa senyum aja, btw makasih ya buat kritikannya........


Salam cengengesan buat Kang GundulMaltiGunawan, sesama insan secengenges n cewawakan...selamat ya modal cengengesan n cewawakan di comment pun nggak menghalangi tuk meraih Cumlaud di Negeri seribu Noni. Sekali lagi Selamat...!!!
gambar-kapanlagi

~~maztrie~~
Creative Commons License

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri