Wednesday, September 14, 2011

@poconggg dan natasha anya sHa

Sekitar pukul empat sore, hari ke-duableas tahun 2011, journal terkini yang ada di blognya @poconggg telah terbit. Dan journal itu cukup menyita banyak perhatian, utamanya pada kaum #twitter yang menjadi fans-beratnya si @posconggg. Tak ketinggalan adalah juga saya, meski tak meninggalkan jejak berupa tulisan sekedar komentar (emang penting gitu...?), saya memang tak henti guna menongoknya, selanjutnya menyimak banyak argumentasi yang tertera pada komentar disana.

Setelah selesai membaca journalnya, kalimat yang terbesit pertamakali dalam otak saya adalah bahwa "@poconggg jadi manusia..!"

Ya, poconggg jadi manusia adalah kesimpulan yang saya buat lantaran perubahan yang terjadi pada sosok @poconggg setelah sama sekali tak ada niatan membuka jatidirinya. Perubahan itu ditandai dengan sebuah pengakuan atas diri @poconggg yang sedang menuju fase ralat berujud manusia dengan juluk Arief Muhammad.

Sontak para penikut jejak @poconggg menjadi galau semuanya. Tiada yang tanpa reaksi menghadapi kenyataan tersebut. Bahkan yang diam juga bukan berarti tak peduli pada case yang ada. Kebanyakan dari mereka semua adalah bersikap empati pun berbuat simpati kepada @poconggg , menyayangkan tentang kejadian yang menlanda diri @poconggg.


***
@poconggg
Case tentang @poconggg telah berlalu, masa berlalunya itu bukan lantas menjadikan ingatan yang ada di otak ini bisa terhapus. Akan tetapi justru sebaliknya, ada satu kenangan serupa masa lampau yang sedikit berbeda alurnya lalu dnegan tiba-tiba muncul kembali dihadapan kita. Jika saat ini adalah 'poconggg jadi amnsuia,' kenangan masa lalu itu adalah berupa akhir sebuah petualangan maya dari anak manusia. Natasya Anya atau yang sering dipanggil sHa adalah tema yang saya sebutkan.

Menilik beberapa tulisan sebagai rujukan sejarah yang telah dibuat, yaitu diantaranya adalah tulisan Bung Enda Nasution ini, maka yang terbaca adalah ikhwal penunjukan satu peristiwa sekitar bulan Agustus, medio 2005 lalu. Bahwa seputaran waktu itu, dunia maya kita khususnya dunia perblogerran telah berduka sehubungan dengan terkabarnya perihal kepulangan seorang blogger bernama sHa.

Saya sebut serupa karena sama-sama ruang geraknya ada dikehidupan maya, sementara yang menjadi obyeknya adalah dunia nyata.

Menjadi serupa namun tak sama, karena tak sama-sama berakhir dengan end of this case..!

sHa, adalah sosok yang di"tokoh"kan sebagai subyek pada tulisan-tulisan journal blognya. Dan sebagai subyek, diapun lumayan memiliki banyak obyek berujud contact , dan juga fans pembaca mayanya.

Tatkala sHa telah memiliki banyak teman pun pembaca setia blognya itulah, maka tak pelak ada satu hal yang bisa menjadikan kekraban itu mampu terjalin antar mereka, meski itu adanya hanya sebatas dunia maya.

Nah, sampai disini, bagaimana tak menjadi heboh ketika tersiar kabar bahwa subyek yang dielu-elukan banyak penggemar itu telah tiada. Bahkan pergi selama-lamanya.

Orang -orang yang sudah terpatri jiwanya ini terlihat sekali sudah tak bisa mempertimbangkan dengan logika ketika harus dijelaskan tentang beberapa "hal" serta "kemungkinan" lain yang bisa saja terjadi dalam peristiwa tersebut. Bahkan mereka yang sudah ngefans itupun tak pernah mau peduli lagi pada suara yang menyerukan bahwa sang subyek 'sHa' selama ini toh belum pernah menampakkan batang hidungnya didunia nyata.

Begitu pula saat kita melihat ikhwal poconggg, kejadian itu mungkin tak jauh kalau harus kita bandingkan dengan kehidupan sebagaimana adegan cerita film bertema reinkarnasi. Bahwa @poconggg telah ber-reinkarnasi menjadi Arief Muhammad.

Kebenarannya mau dibongkar identitas asli, ataupun tak dibongkar identitas aslinya, toh dua identitas itu adalah satu subyek. Hanya saja, walau kita telah mengetahui hal tersebut, sepertinya kita juga akan sama-sama sepakat kalau dua identitas berujud nama itu adalah dua hal yang berbeda. Untuk itulah pemahaman saya lebih cenderung merapat ke hal yang berbau reinkarnasi.


***
Sebagai kesimpulan atas kejadian-kejadian diatas sebenarnya setiap dari kita telah diuntungkan karena banyak yang bisa kita pelajari darinya.

Pertama, dari sisi empati pun simpati yang banyak ditunjukkan belakangan ini bisa kita ambil makna bahwa ternyata kita ini masih memiliki budaya solidaritas serta setiakawan tanpa harus di-oprak-oprak oleh pihak lain. Jiwa peduli masih tertanam didiri kita masing-masing.

Kedua, kita telah diperkaya dengan aspek pemahaman baik dunia maya pun dunia nyata. Atau bahkan dua dunia itu yang disinergikan. Disisi mana kita bisa memilah untuk mampu mengambil keuntungan, dan disisi mana pula kita akan memilih menghindar karena tak merasa diuntungkan olehnya.

Yang ketiga, point sesungguhnya boleh dikatakan adalah inti dari point pertama dan kedua diatas, yaitu tentang sikap bijak dari diri ini yang ditujukan kepada diri orang lain. Sebagai salah satu contoh adalah penempatan diri kita untuk tak selalu menjadi gampang memposisikan diri sebagai obyek atas keadaan yang sedang marak, meskipun itu sedang menjadi sebuah #trending.

Menjadikan diri ikut larut karena merasa kehilangan, merasakan kesedihan, adalah hal yang syah-syah saja. Namun, masih dalam koridor berpikiran positif, alangkah lebih baik ketika hal itu juga di imbangi oleh pemikiran yang menjadi "persamaan terbalik"nya. Seperti berujar, "ahh.. bisa saja itu hanya gimmick...! " "hemmm, tak menjadi soal kalau itu memang benar terjadi, karena toh skenario telah ada sebelumnya..!" dan kalimat-kalimat lainnya. [uth]

______________________________________________________
an  illustration is taken from  pocong’s profile without permission


0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri