Friday, February 17, 2012

Ayam jadi banyak

Kalimat yang sempat saya baca pagi ini dan endingnya adalah 'ayam jadi banyak' spontan membuat saya tergelak.

Kalimat itu saya baca dari barang remeh-temeh yaitu secarik kertas kecil yang sebenarnya itu adalah sebentuk mainan anak-anak. Beberapa potongan kertas kecil berbentuk bujursangkar saya pungut karena ada rasa ketertarikanku dengan gambarnya, eh tak tahunya di balik kertas tersebut masih ada gambar dengan ukuran lebih kecil dan disertakan beberapa baris kalimat.

Ya, masih sama dengan journal remeh-temeh sebelumnya yang bertemakan berak, maka kali inipun saya masih ingin enjoy dengan keremeh-temehan tersebut.
Bila gajah jadi ayam, lalu singa adi ayam, dan kambingpun jadi ayam, maka ayam jadi apa....?

Ayam jadi banyakkk...!
Duhhh, setelah menulis quotation plesetan itupun saya masih tersenyum.

.
Ayam jadi banyak

'
Dari sini saya menyadari ada bahan tertawaan yang baru saja saya peroleh. Dari sini pula ada hal yang bisa saya ulas dan bandingkan, utamanya mengenai masa kecil saya dulu berbanding masa kecil anak-anak jaman sekarang.

Ketika saya kecil dulu, (duhhh pernah kecil ternyata ya..? :P ) mainan yang bisa saya dapatkan kebanyakan adalah hasil kreativitas dari diri sendiri. Sebut saja mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali, senapan mainan yang dibuat dari pelepah pohon (daun) pisang, serta masih banyak lagi.

Dan kalau harus disejajarkan dengan mainan berbahan dasar kertas tadi, paling-paling saya dulu masih sebatas membeli gambar kertas wayang atau di istilahkan umbul wayang. Itupun kalau ketahuan simbok bakalan dilarang, karena memang harus butuh mengeluarkan uang guna membelinya, ditambah lagi jenis permainan itu -katanya- ada indikasi mengarah ke judi. Entahlah!

Akhirnya bisa ditemukan bahwa yang menjadi berbeda dalam membandingkan -setidaknya menurutku- adalah pesan yang disampaikan dari mainan berujud kertas tadi.

Kalau jaman dulu ada pesan pelajaran -minimal- pengenalan sosok wayang sebagai bagian dari budaya leluhur, namun pada mainan kertas yang jaman sekarang ini, pesan itu sudah tak ada. Sementara tingkat kekreatifan tentu terdapat perbedaanya juga.

Kalau jaman dulu anak-anak bisa berkreasi dari barang sampah, saat ini hal ini teramat jarang bisa ditemui, utamanya di kota-kota besar dengan gemerlap modernitasnya. Maka, dari sini tak usah heran kalau dewasa ini peradaban menuntut semuanya serba instan.

Itulah sedikit hasil perbandingan yang bisa saya lihat sambil mengulum senyum hari ini.

Ya, terlepas itu dulu ataupun sekarang, semua ada nilai lebih dan kurangnya. Semoga kita tak terkungkung -masa lalu-, dan sepertinya akan lebih baik kalau justru bisa menyadari untuk tak usah terlalu menyalahkannya, inilah lakuning jaman. Lain dari itu kesadaranlah yang dibutuhkan, karena bukan tidak mungkin dari kesadaran itu nantinya akan timbul ide yang itu juga tergali berkat kekreativitasan masa lalu.

Jadi kalau beberapa macam binatang jadi ayam, ayam jadi apaaa...?

Ya ayam jadi banyak...! :D [uth]

_____________________________________________________________________________

Just info: banyak dalam bahasa Jawa artinya adalah soang.

An illustration gambar umbul at journal 'ayam jadi banyak' is taken from gambarumbul_blogspot without permission.

1 comments:

Kombor said...

wakakakak... kirain ayam jadi bingung. nggak tahunya ayam jadi banyak...

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri