Tuesday, May 15, 2012

Maskulinitas

Maskulinitas tertulis pasalnya seharian tadi beres-beres dokumen, dan tanpa disadari bolak-balik saya membuka ijazah Sekolah Dasar. Ada yang saya lihat, utamanya tentang nilai mata pelajaran "sejarah bangsa Indonesia"
Ya, dari masa penjajahan VOC yang awalnya masih berujud kongsi dagang dan belum mengatasnamakan sebagai "pemerintah" Belanda, berlanjut ke masa perjuangan, baik masa Boedi Utomo pun Soempah Pemoeda. Begitu selanjutnya pada penjajahan Jepang dan Bung Karno serta Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Semuanya ada yang menjadikannya serupa, bahwa saat-saat itu kita -Bangsa Indonesia- ini masih kekurangan kebutuhan, baik sandang, pangan pun papan. Ha itu teramat jauh kalau harus dibandingkan dengan jaman sekarang.
Dan oleh karena ingatan-ingatan yang terkenang itu, saya yang terlahir jauh dari masa proklamasi kemerdekaan ini akhirnya juga sedikit membandingkan. Bahwa ketika masa kecil saya dulu kalau mau makan ya harus bekerja dulu, minimal angon kebo, akan tetapi melihat keponakan saya sekarang ini, yang ada justru susah disuruh makan.
Melihat reaksi keponakan itu, saya hanya bergumam, ahh... jaman sudah berubah, dulu masa kecilku masih kesusahan makan, namun sekarang makanan ini sudah jauh melimpah dibanding dulu.
Inikah pertanda bahwa negeri ini -sedikit- lebih makmur dibanding jaman dulu...?
Saya tak akan menjawab kalimat tanya di atas. Lain dari itu, yang ingin saya lihat adalah kesibukan orang dahulu dibanding orang jaman sekarang.
Dengan segala kekurangan, orang jaman dulu bisa jadi sudah di sibukkan dengan kegiatan guna menutup kekurangan yang ada. (Catat, menutup ya, bukan menimbun), sehingga waktu yang dimilikinya sudah teramat penuh dengan kegiatan tersebut, bahkan teramat kekurangan waktu.
Perbedaannya, bahwa ketidakkekurangan orang-orang masa kini akhirnya mampu membuat mereka lebih kreatif, pun inovatif. Sungguh ini adalah hal yang pantas diacungi jempol karena dengan kekreatifan yang ada, toh akhirnya nama Indonesia ini lebih mampu dikenal negeri lain. Bukankah itu adalah hal yang bagus...?
Eitsss, tunggu dulu. Mohon di evaluasi kembali ketika Anda berpendapat bahwa  saat sekarang ini dikatakan lebih bagus dibanding jaman dulu.
Memang dulu kita masih ada pada wilayah keterbatasan, termasuk keterbatasan waktu. Akan tetapi bukan berarti hal itu bisa dijadikan alasan sebagai kekurang baikan ta..?
Mari kita bikin ilustrasinya.
Bahwa dahulu orang-orang di negeri ini masih banyak yang berpikiran sederhana. Populasinyapun masih lebih sedikit dibanding saat sekarang ini. Akan tetapi seiring perkembangan, jumlah mereka akhirnya bertambah, sementara penyediaan lahan yang seharusnya dijadikan obyek bekerjanya orang-orang tersebut tak pernah seimbang.  Dan akhirnya, ketidak-seimbangan itu berjalan seiring waktu, hingga memunculkan efek kekurangan pekerjaan pada orang-orang masa kini.
Pada kondisi ini, tak bisa dielakkan lagi ketika kita harus melihat tak sedikit manusia masa kini lontang-lantung tak bekerja. Diantara mereka yang tak bekerja, tetap bisa menikmati makanan lantaran masih ada anggota keluarga lain yang memiliki penghasilan.
Karena tak memiliki kesibukan kerja yang acapkali mampu menghabiskan waktu, maka merekapun mencari kesibukan, yaitu 'ngerjain'  orang lain.
Nah, yang dapat kita simpulkan ketika tindakan 'ngerjain'  orang lain itu dilakukan tak lain dan tak bukan menerangkan bahwa sisi "kemanusiaan" telah kalah, lantaran sisi pandang manusia lain sebagai obyek telah dihadirkan di pemikiran lalu dimanifestasikan kedalam tindakan.
Dan selanjutnya, ketika tindakan 'ngerjain'  orang lain itu menemui keberhasilannya, tak pelak akibat yang bakal timbul akan menjadi lebih parah lagi. Ukuran maskulinitas bakal mulai berlaku di kondisi ini. Sementara orang-orang yang berkelompok dalam bentuk komunitas tak lagi menerapkan kebersamaan pun berbagi, lantaran sebagian tenaga serta pikiran sudah mulai dipakai guna mempertahankan diri dari ancaman komunitas lain.
Maskulinitas bisa digamparkan sebagaimana ilustrasi di atas, sementara tindakan "gagah-gagahan" serta 'wah-wahan' bisa saja masuk dalam kategori maskulinitas itu.
Lagi-lagi tindakan maskulinitas  itu syah-syah saja dilakukan, wong itu adalah bagian dari evolusi manusia kok. Lihat saja jaman batu dahulu, toh tetap saja manusia menggunakan maskulinitas  dalam mencari makan, yaitu dengan cara berburu. Hanya saja akankah tindakan maskulin itu akan selalu kita gunakan...?
Ketika pertanyaan diatas dijawab "iya" semoga kita masih bisa mengevaluasi kembali, utamanya dalam memanusiakan orang lain, manungsak'ke manungsa liya..! [uth]
maskulinitas

0 comments:

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri