Monday, July 23, 2012

Cerita anak SMA

Memori cerita anak SMA seperti dibukakan kembali dari dalam ingatan saya, tepatnya ketika kali ini saya “ngabuburit” alias menunggu waktu berbuka.

Ya, kalau kemarin saya menulis mengenai arti xenophobia yang memiliki definisi takut ataupun benci pada “hal asing” lantaran belum dikenal serta diketahui. Maka kali ini meskipun juga telah mulai asing di otak saya, namun saya justru merasa nyaman dan bisa senyum-senyum sendiri ketika teringat tentang kenangan beberapa tahun lalu.

Cerita masa SMA yang saya alami itu keadaannya hampir serupa dengan yang terjadi tahun ini. Yaitu saat dimulainya tahun ajaran baru berbarengan dengan saat datangnya bulan Ramadhan.

Anak Sekolah
Memulai tahun pelajaran baru, bagi anak-anak SMA -sebagaimana yang terjadi saat ini- biasanya dimulai dengan Masa Orientasi Siswa atau disingkat MOS. Namanya juga orientasi, tentu tujuan salah satunya adalah agar saling kenal. Pada kegiatan itulah harapannya terjadi pengenalan lingkungan, perkenalan antarsiswa, dan juga perkenalan antara siswa dan para guru. Nah, sehubungan seminggu setelah pelaksanaan MOS itu sudah memasuki bulan Ramadhan, maka rangkaian acara/program sekolah langsung disambung dengan kegiatan Ramadhan In Kampus alias RIK.

Ada banyak kisah cerita anak SMA dalam rangkaian kegiatan tersebut, semua perasaan bercampur menjadi satu. Ada rasa senang, rasa bahagia, rasa sedih, rasa pilu, dan masih banyak lagi perasaan-perasaan lainnya. Rasa itu timbul tak lain dan tak bukan akibat banyaknya kegiatan baik yang bersifat euforia ataupun kontemplasi. Ketika euforia terjadi, tentu bakal terdengar canda, gurauan, hingga suara tawa terbahak-bahak. Begitu pula saat ada kontemplasi, tak jarang adegan sedih, diam, merenung bahkan sampai menangis berdarah-darah juga tak bisa dihindari.

Rasa gembira tercipta lantaran di sekolah baru yang mereka tapaki bisa bertambah teman baru. Dengan begitu otomatis lingkungannyapun menjadi bertambah luas juga. Hanya saja, jika tak mau masuk dalam omongan 'miring' orang lain, tentu dibutuhkan ruang kontemplasi di posisi seumuran anak-anak SMA ini, bahwa setelah naik ke jenjang lebih tinggi tentu hal yang dihadapi bukan semakin mudah. Ada banyak tantangan yang harus di hadapi, dan hasil dari menghadapi tantangan itu hanya ada dua, klimaks atau anti klimaks. Pilihan ada pada diri masing-masing, mau berhasil mencapai puncak sehingga nantinya bisa puas lantaran mampu meraih kenikmatan, atau hanya mau menyerah kalah dan doyan menjadi pecundang.

Dilihat dari gaya, baik saat bermain ataupun ketika belajar, secara fairplay anak SMP yang baru beranjak menjadi anak SMA tentunya masih sangat bisa dikategorikan sebagai ABG alias Anak Baru Gedhe. Hanya saja pada usia anak SMP beranjak SMA ini sepertinya sudah tak layak lagi kalau harus dikategorikan sebagai anak ingusan, lantaran diumur ini tentunya sudah mulai ada penalaran kedewasaan.

Dilihat dari pakaian, selepas menjadi anak SMP tentu juga ada yang berbeda. Biru-putih sebagai pakaian yang mereka lepas dan lalu berganti memakai baju dan celana warna putih serta abu-abu juga melambangkan sebuah momen. Momen itu tak lain dan tak bukan adalah bahwa mereka telah menapaki kedewasaan yang disebut sebagai sosok anak-anak gadis lajang ataupun laki-laki perjaka.

Selain itu, hal yang paling gampang diihat ketika menjadi anak SMP biasanya cowok-cowok masih memakai celana pendek. Akan tetapi setelah naik tingkat masa SMA, maka celana pendekpun akan berganti menjadi celana panjang. Artinya, bukan sekedar pada ukuran besar atau kecil yang terlihat dari badannya, akan tetapi sudah seharusnya pemikiran yang dulunya hanya berkutat pada hal-hal dengan periode pendek berganti menjadi pemikiran jangka panjang alias longterm.

Meskipun telah menjadi remaja, masa-masa SMA bukan berarti sok hanya pantas bercerita tentang hal dewasa saja. Lain dari itu, kegiatan baik yang menjadi kebiasaan sebelumnya juga sudah sepantasnya diteruskan. Sebagai contoh kecil misalnya adalah membereskan ranjang selepas bangun tidur, melipat selimut, dan juga mencuci pakaiannya. Tentu termasuk celana dalam sendiri.

Itulah sekelumit yang bisa bisa saya bagi sebagai gambaran awal dari kegiatan yang dulu sempat saya jalani, yaitu kegiatan MOS dirangkai dengan kegiatan RIK. Semoga nanti bisa disambung dengan hal yang lebih spesifik lagi. [uth]
____________________________________________________________________
This journal is dedicated for netter who still care about keyword “anak SMA"
An illustration of Cerita anak SMA is taken at MTS (SMP) Yapisal Cianjur

1 comments:

Milo said...

Saya mah MOS nya dibentak2 -__-

Btw, keren nih artikelnya bisa menggeser artikel cerita anak sma yang biru biru.

 

Copyright © 2011 | Maztrie™ MirrorPot | Ubet Ngliwet, Ngglibet Nglamet | by ikanmasteri